Reindo mematok premi tumbuh 30%



JAKARTA. PT Reasuransi Internasional Indonesia atau  Reindo mematok kinerja pertumbuhan premi lebih tinggi pada tahun ini. Peluang besar untuk menarik lebih banyak premi reasuransi yang terbuang ke luar negeri menjadi alasannya.

Direktur Utama Reindo Adi Pramana mengatakan, pihaknya optimistis mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi di 2015 ini. Hal ini melanjutkan tren positif sejak tahun lalu. "Per Desember 2014 premi kami tumbuh di kisaran 30%," katanya.

Dengan angka pertumbuhan tersebut, sepanjang 2014 Reindo meraup premi bruto konsolidasi lebih dari Rp 2 triliun. Adi mengatakan, angka ini sedikit melebihi target di level Rp 2 triliun.


Adi menambahkan, Reindo mengantongi laba bersih sekitar Rp 190 miliar, tahun 2014. Bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih pada tahun 2013, angka tersebut meningkat lebih dari 77,5%.

Kinerja kinclong di tahun lalu disebabkan oleh dorongan regulator yang meminta industri asuransi di dalam negeri untuk lebih memanfaatkan reasuransi lokal. Adi mengatakan, dampak pengalihan ke reasuransi lokal mulai terlihat tahun lalu, terutama dari reasuransi asuransi umum.

Premi reasuransi bruto dari industri asuransi umum naik lebih 30%. Sedangkan, porsi premi asuransi jiwa hanya tumbuh belasan persen.

Melihat pemerintah yang makin serius mengurangi reasuransi ke luar negeri, Adi pun menargetkan premi konsolidasi Reindo tahun ini bisa tumbuh lebih tinggi. "Kami kejar kenaikan di atas 30% tahun ini," ujar dia.

Di sisi lain, soal rencana pendirian reasuransi raksasa Indonesia Re yang juga melibatkan Reindo, Adi belum mau banyak bicara. Dia menegaskan, pihaknya masih menunggu turunnya peraturan pemerintah untuk melegalkan rencana tersebut.

Meski begitu, Reindo siap mengubah portofolio untuk bertransformasi menjadi perusahaan reasuransi syariah sesuai dengan skenario yang sudah disusun. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Reindo sebagai anak usaha dari PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI), disiapkan untuk menjadi perusahaan reasuransi syariah.

Di sisi lain, RUI akan merger dengan PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) untuk menjadi Indonesia Re. "Langkah berikutnya Nasre ikut bergabung," kata Adi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie