Rekam Jejak Divestasi Bisnis Batubara INDY, Mulai dari MBSS, hingga Multi Tambangjaya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan tapi pasti, PT Indika Energy Tbk (INDY) mulai melepas satu persatu aset bisnis batubaranya. Divestasi aset batubara ini sejalan dengan rencana bisnis INDY yang akan berfokus ke bisnis hijau dan energi baru terbarukan (EBT).

Terkini, INDY melepas aset tambang batubara miliknya, yakni PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU). Multi Tambangjaya Utama adalah anak usaha INDY yang bergelut di bisnis pertambangan batubara termal dan batubara metalurgi bituminous yang berlokasi di Kalimantan Tengah. Multi Tambangjaya Utama memiliki Perjanjian Kontrak Karya Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi ke-3 dengan area konsesi yang luas mencapai 24.970 hektar. 

INDY menjual seluruh saham MUTU kepada emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Pada Jumat (22/9), CUAN telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan anak usaha INDY, yakni PT Indika Indonesia Resources dan Indika Capital Investments Pte. Ltd. Nantinya, CUAN akan membeli seluruh 2.263.030.000 saham di PT Multi Tambangjaya Utama, termasuk Hak pemasaran terkait yang dimiliki oleh Indika Capital Investments dan juga Indika Indonesia Resources. Nilai penjualan yang disepakati mencapai US$ 218 juta.


Baca Juga: Ini Alasan Indika Energy (INDY) Jual Anak Usaha ke Emiten Prajogo Pangestu

Sebelum MUTU, INDY juga tercatat sudah melepas dua anak usahanya yang berkaitan dengan bisnis batubara. Pertama, yakni PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) yang bergerak di bisnis pengangkutan dan pengapalan batubara.

Pada Oktober 2021, INDY melalui anak perusahaannya, Indika Energy Infrastructure (IEI) menyelesaikan transaksi penjualan atas keseluruhan 892.513.586 saham IEI di MBSS. Jumlah ini mewakili 51% dari modal disetor MBSS. Harga penjualan saham setara dengan Rp 660 per lembar saham dengan total sebesar US$ 41,31 juta.

Divestasi kepemilikan saham di MBSS ini merupakan bagian dari strategi Indika Energy sebagai perusahaan energi dengan portofolio terdiversifikasi. Emiten besutan Arsjad Rasjid ini berkomitmen untuk mengurangi eksposur di bisnis batubara dan menambah portofolio investasi di sektor non batubara. Ke depan, Indika Energy menargetkan untuk mencapai 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan netral karbon pada tahun 2050. 

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Divestasi Saham Multi Tambangjaya Utama Senilai US$218 Juta

Kedua, ada PT Petrosea Tbk (PTRO) yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan batubara.  Pada Juli 2022, INDY menyelesaikan transaksi penjualan keseluruhan 704.014.200 saham yang mewakili 69,8% kepemilikan saham PTRO. Kala itu, INDY menjual PTRO kepada PT Caraka Reksa Optima (Caraka), dengan harga penjualan saham setara dengan Rp 3.117 per saham. Divestasi ini bernilai total US$ 146,58 juta.

Lagi-lagi, penjualan saham Indika Energy di Petrosea menjadi langkah perusahaan untuk mengurangi eksposur di bisnis batubara, yang sejalan dengan komitmen INDY untuk mencapai 50% pendapatan dari sektor non batubara pada tahun 2025 dan netral karbon pada tahun 2050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi