KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga emiten di bawah naungan Grup PT Pertamina (Persero) telah merilis laporan keuangan per kuartal III-2023. Hasilnya, PT Elnusa Tbk (
ELSA) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (
PGEO) berhasil cetak kinerja moncer dengan mencatat kenaikan laba bersih dan pendapatan. ELSA membukukan laba bersih sebesar Rp 407 miliar untuk periode yang berakhir pada 30 September 2023. Laba bersih ini tumbuh sebesar 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 291 miliar. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan, di mana pendapatan konsolidasian ELSA selama sembilan bulan pertama 2023 mencapai Rp 8,98 triliun. Realisasi ini berhasil tumbuh 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8,57 triliun.
Adapun kenaikan pendapatan ini sejalan dengan kenaikan kontrak, di mana ELSA mencatatkan realisasi kontrak sebesar Rp 11,58 triliun sampai dengan September 2023. Realisasi ini tumbuh 13% secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 10,26 triliun. Direktur Keuangan Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja mengatakan, laba bersih yang tumbuh hingga 40% ini menghasilkan peningkatan margin laba bersih dari 3,4% menjadi 4,5%. Peningkatan kinerja ini juga didorong oleh efek dari efisiensi struktur biaya sebagai upaya kami dalam merespon situasi industri saat ini.
Baca Juga: Laba Elnusa (ELSA) Naik 40% hingga Kuartal III, Ini Pendorongnya Kinerja pada Jasa Distribusi dan Logistik Energi masih menjadi kontributor utama dalam pendapatan usaha ELSA. “Di samping itu terdapat peningkatan profitabilitas yang cukup signifikan pada Jasa Hulu berkat penerapan
operation excellence yang konsisten, investasi yang selektif dan tepat sasaran, serta fokus pada optimalisasi utilisasi aset eksisting,” kata Bachtiar, Senin (30/10) ELSA terus berupaya memperkuat strategi bisnis dan meningkatkan kompetensi untuk menghadapi daya saing di masa depan. “Kami optimistis dan yakin dapat mencatatkan kinerja yang gemilang hingga akhir tahun 2023 nanti,”pungkas Bachtiar Sama seperti ELSA, pendapatan dan laba bersih PGEO juga kompak naik sepanjang 9 bulan pertama 2023 Melansir laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Minggu (29/10), PGEO membukukan pendapatan US$ 308,92 juta. Realisasi ini naik 7,5% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 287.39 juta. Secara rinci, pendapatan PGEO didominasi oleh pendapatan dari pihak berelasi, yakni mencapai US$ 292,62 juta. Rinciannya, penjualan kepada PT Indonesia unit Kamojang senilai US$ 50,17 juta. Lalu kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan rincian pendapatan dari Ulubelu senilai US$ 86,14 juta, Lahendong senilai US$ 60,71 juta, Kamojang senilai US$ 59,45 juta, Lumut Balai senilai US$ 29,54 juta, dan Karaha senilai US$ 6,5 juta.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah mengatakan, PGEO juga sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar US$ 732.000 atau setara Rp 11,3 miliar. Ini merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia. PGEO membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 133,5 juta. Realisasi ini naik 19.80% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 111,43 juta. Ke depan, PGEO akan aktif melakukan kerja sama strategis dengan berbagai pihak. Kerjasama yang sudah dijalin di antaranya dengan PT Jasa Daya Chevron (Chevron) dalam pengembangan Way Ratai, kerja sama dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya, serta kerjasama dengan Geothermal Development Company (GDC) Nasib berbeda dialami oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS) yang kinerjanya mengalami penurunan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Emiten pelat merah ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 198,49 juta. Realisasi ini turun 36,07% dari realisasi laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 310,52 juta.
Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Tingkatkan Produksi Listrik di Kuartal III-2023 Penurunan laba bersih ini terjadi di tengah kenaikan pendapatan. PGAS membukukan pendapatan senilai US$ 2,69 miliar, naik tipis 1,89% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni US$ 2,64 juta. Secara rinci, pendapatan PGAS didominasi oleh pendapatan dari pihak ketiga yakni mencapai US$ 1,61 miliar. Rinciannya, pendapatan dari segmen Niaga gas bumi senilai US$ 1,23 miliar, pendapatan dari Penjualan minyak dan gas bumi senilai US$ 244,7 juta, dan pendapatan dari Transmisi gas US$ 76,65 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari