Rekening Liar Di BP Migas US$ 7,4 Juta



JAKARTA. Departemen Keuangan terus menertibkan ribuan rekening liar yang ada di instansi pemerintah. Temuan terbaru, Tim Penertiban Rekening Departemen Keuangan menemukan uang jutaan dolar Amerika di rekening milik Badan Pengatur Usaha Hulu Migas (BP Migas).

Sejauh ini, uang yang ditemukan Depkeu memang baru berjumlah US$ 7,4 juta. Tapi, Depkeu memperkirakan masih ada puluhan juta dolar lagi yang belum terungkap dari rekening liar di BP Migas. "Saat ini rekening pemerintah yang ada di Bank Indonesia," kata Inspektur Jenderal Departemen Keuangan Hekinus Manao, Rabu (17/9).

Heikinus mengungkapkan, uang negara di rekening BP Migas merupakan uang cicilan PT Pupuk Iskandar Muda untuk membayar gas alam cair atau lquified natural gas (LNG) dari gas Bontang Kalimantan Timur.


Sekedar mengingatkan, LNG yang dibeli PIM pada 2005 itu sedianya akan di ekspor ke Korea Selatan. Namun, karena saat itu PIM sedang membutuhkan LNG, maka ekspor ke Korea dibelokkan ke Aceh. "Negara rugi karena harus membayar ganti rugi ke Korea Selatan tahun 2001 atau 2002. Nah duit ini merupakan cicilan PIM ke negara lewat rekening BP Migas," jelas Heikinus.

Heikinus memperkirakan jumlah uang yang ada di dalam rekening tersebut belum seluruhnya terungkap. Hitungan Heikinus, jumlahnya mencapai US$ 29 juta. Jumlah itu merupakan nilai kontrak LNG dari Bontang ke Korea Selatan. "Kami akan menindaklanjuti masalah ini ke BP Migas," kata Heikinus.

Deputi Keuangan, Manajemen, dan Operasional BP Migas Djoko Harsono membenarkan temuan sebesar US$ 7,4 juta dari BP Migas. "Nilai seluruhnya berapa, saya belum tahu, sebab saya masih baru menjabat Deputi Keuangan," kata Djoko kepada KONTAN.

Menurut Djoko keberadaan rekening itu di BP Migas pada waktu itu untuk memudahkan pembayaran. "Rekening itu bagian dari pertukaran gas Bontang dengan Arun untuk kebutuhan PIM," kata Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test