JAKARTA. Benar apa yang disebut Majalah
Forbes atau yang terbaru,
Hurun Report bahwa jumlah nasabah superkaya di Indonesia semakin bertambah. Walhasil, dana mahal semakin membanjiri perbankan, karena pemilik dana jumbo ini masih menjadikan deposito sebagai tempat favorit menyimpan uang. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, per akhir Desember 2012, jumlah nasabah super kaya berkontribusi paling besar dari simpanan dana pihak ketiga (DPK) perbankan. Catatan saja, nasabah superkaya ini memiliki simpanan di atas Rp 5 miliar, sedangkan nasabah kaya minimal simpanan Rp 2 miliar.
Berdasarkan data LPS, nilai simpanan di atas Rp 5 miliar tumbuh 19% menjadi Rp 1.383 triliun dibandingkan posisi yang sama ditahun sebelumnya Rp 1.159 triliun. Adapun, nilai tersebut berasal dari 73.990 rekening. Artinya, melonjak 48% dari jumlah nasabah kaya tahun sebelumnya, yakni 49.480 rekening. Sedangkan kontribusi simpanan dari nasabah super kaya mencapai 42% terhadap total DPK perbankan sebesar Rp 3.277 triliun. Meskipun dana super mahal mendominasi simpanan perbankan, LPS mencatat tidak terjadi kenaikan biaya dana (
cost of fund) bank. Maklum, perbankan memberikan bunga simpanan masih di bawah rasio bunga penjaminan atau LPS
rate sebesar 5,50%. "Hasil kajian LPS menunjukkan, biaya dana bank besar dan bank menengah di bawah LPS
rate, jadi penabung besar tidak membuat biaya bunga tinggi," ucap Kepala Eksekutif LPS, Mirza Adityaswara.
Ia menambahkan, data LPS juga menunjukkan perbankan mulai menurunkan biaya dana mereka, kendati persentase penurunan itu masih kecil. Pada akhir 2012, biaya dana semua kategori bank menurun sekitar 6,5%. "Sebagian besar penabung besar menempatkan dananya mereka di bank besar dan bank menengah," tambah Mirza. Bank Permata misalnya, menargetkan pertumbuhan nasabah
wealth management tumbuh antara 20% - 30% tahun ini. Pada akhir 2012, jumlah nasabah prioritas bank ini tercatat sekitar 30.000 nasabah. Angka itu hanya berkontribusi 2% dari total nasabah Permata. "Keseluruhan nasabah bank 1,5 juta orang," kata
Head Retail Liabilities, Wealth Management, E-Channel Bank Permata, Bianto Surodjo. Bianto menjelaskan, bank patungan Astra Internasional dan Standar Chartered Bank ini akan mencapai target, dengan menyediakan layanan asuransi antara 30 sampai 40 produk dan investasi bagi nasabah
priority banking. Menurutnya, kelengkapan produk dan investasi akan menyebabkan nasabah Bank Permata meminati bisnis
wealth management. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News