JAKARTA. Terlepas dihentikannya pembahasan Raperda Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara (Pantura) Jakarta dan Raperda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (ZWP3K), ada beberapa pulau buatan yang sudah memiliki urukan material pasir cukup banyak sehingga mengganggu lalu lintas nelayan kala melaut. "Di pulau D itu sudah ada urukan pasir setinggi 3-5 meter dan di pulau G juga terlihat mondar-mandir kapal besar dari Belanda yang menyemprotkan pasir ke tengah lautan. Itu mengganggu nelayan dan bikin ikan-ikan pergi," kata Pengacara Kesatuan Nelayan Tradisional LBH, Tigor Hutapea, di Jakarta, Sabtu (16/4). Banyaknya pasir yang digunakan lantas membuat LBH bersama dengan Kesatuan Nelayan Tradisional melakukan investigasi untuk mencari tahu dari mana asalnya.
Reklamasi Pantura timbulkan masalah di Banten
JAKARTA. Terlepas dihentikannya pembahasan Raperda Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara (Pantura) Jakarta dan Raperda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (ZWP3K), ada beberapa pulau buatan yang sudah memiliki urukan material pasir cukup banyak sehingga mengganggu lalu lintas nelayan kala melaut. "Di pulau D itu sudah ada urukan pasir setinggi 3-5 meter dan di pulau G juga terlihat mondar-mandir kapal besar dari Belanda yang menyemprotkan pasir ke tengah lautan. Itu mengganggu nelayan dan bikin ikan-ikan pergi," kata Pengacara Kesatuan Nelayan Tradisional LBH, Tigor Hutapea, di Jakarta, Sabtu (16/4). Banyaknya pasir yang digunakan lantas membuat LBH bersama dengan Kesatuan Nelayan Tradisional melakukan investigasi untuk mencari tahu dari mana asalnya.