Rekomendasi saham saat suku bunga turun



KONTAN.CO.ID - Penurunan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate (7DRR) bakal mempengaruhi sejumlah industri. Sebelumnya, Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,75%.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugrah Securindo Indah menyatakan, emiten PWON, BSDE, dan LPKR dapat dicermati dengan adanya sentimen ini. Penurunan suku bunga nantinya juga bisa menjadi strategi marketing mereka untuk menjajakan produk properti, yakni berupa bunga kecil sehingga mendorong penjualan.

Bertoni menyatakan, saat ini, price earning (PE) PWON 17,64 kali, BSDE 8,85 kali, dan LPKR 31,54 kali. Melihat PE emiten tersebut, secara teknikal, PWON dan BSDE masih lebih menarik.

"PWON buy di 645 dan lose 675. BSDE buy 1.830 dan lose 1.880 untuk trading besok," sarannya.

Sementara, untuk LPKR sebaiknya masih wait and see pada level support 755. "Sebaiknya masih menunggu laporan keuangan kuarta 3 saja masuknya. Ini untuk membuktikan pengaruh pemangkasan BI rate ada," lanjut Bertoni.

Sementara dari sektor perbankan, dia mencermati, kinerja BBTN dan BBRI yang cukup menarik. Hal ini lantaran BBTN mau meluncurkan program 1 juta rumah. "Ini yang jadi kemungkinan permintaan kredit meningkat dan margin bisa meningkat," ujarnya.

Sedangkan, BBRI terdorong oleh pinjaman kredit usaha mikro. Menurutnya, untuk masuk saham perbankan besar, harus menunggu koreksi khusus terlebih dahulu. Namun, Bertoni mencermati koreksi pada sektor ini masih belum besar. "Kabarnya Moody's juga umumkan investment grade. Kemungkinan bank akan melaju lagi," katanya.

Dia mencatat, PE BBTN yakni 12,08 kali, BBRI 14,06 kali, dan BMRI 16,36 kali. Untuk PE lebih direkomendasikan BBTN dan BBRI. Secara teknikal, BBTN telah breakout potensi rally 3.200, walaupun hari ini ditutup melemah.

"Rekomendasi BBTN dengan buy 2.860 dan lose 3.100, BBRI tren bullish potensi menguji resistance 15.500. BMRI diperkirkan akan bergerak sideway kisaran 13.000-13.500," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini