Rekomendasi Italia: Orang di bawah 60 tahun sebaiknya hindari vaksin Astrazeneca



KONTAN.CO.ID - ROMA. Mulai saat ini, Italia merekomendasikan vaksin AstraZeneca Covid-19 hanya untuk orang yang berusia di atas 60 tahun.

Hal tersebut diungkapkan oleh Franco Locatelli, kepala Dewan Kesehatan Superior Italia, setelah regulator Eropa menemukan kemungkinan hubungan antara vaksin dan kasus pembekuan darah yang jarang terjadi.

Melansir Reuters, Menteri Kesehatan Roberto Speranza mengambil keputusan tersebut setelah berkonsultasi dengan para ahli dan tokoh lembaga lainnya. 


Locatelli mengatakan orang yang telah mendapatkan AstraZeneca dosis pertama dapat melanjutkannya dengan dosis kedua. Para pejabat mengatakan pemerintah merekomendasikan agar produk tersebut dihindari untuk orang di bawah 60 tahun, tetapi tidak melarangnya.

Baca Juga: Duh, Eropa temukan kemungkinan hubungan vaksin AstraZeneca dan kasus pembekuan darah

“Siapapun yang ingin divaksinasi dengan AstraZeneca dapat terus divaksinasi,” kata Giovanni Rezza, anggota dewan kesehatan Italia lainnya pada konferensi pers yang sama seperti yang dikutip Reuters.

Lebih dari selusin negara telah menangguhkan penggunaan vaksin, yang telah diberikan kepada puluhan juta orang di Eropa.

Sebagian besar negara telah melanjutkan pemberian vaksin kepada warganya. Akan tetapi, beberapa negara, termasuk Prancis, Belanda dan Jerman, telah menetapkan usia minimum untuk penggunaannya. Locatelli mengatakan Spanyol juga telah memutuskan untuk menetapkan usia minimum.

Baca Juga: Lebih besar manfaat atau risiko vaksin Covid-19 AstraZeneca? Ini penjelasan WHO

Italia awalnya membatasi AstraZeneca untuk orang yang berusia di bawah 65 tahun karena uji coba menunjukkan bahwa vaksin ini menawarkan perlindungan yang lebih sedikit terhadap Covid-19 daripada vaksin lain. 

Namun, pada 8 Maret, kementerian kesehatan mengatakan vaksin tersebut juga dapat diberikan kepada mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Selanjutnya: Sudah mendapat vaksin Covid-19? Jangan lakukan hal ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie