KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun resmi berganti, perdagangan bursa saham 2023 sudah tutup buku pada Jumat (29/12). Mayoritas indeks saham mencetak kinerja positif, termasuk untuk LQ45. Indeks saham
blue chip tersebut menguat 3,56% sepanjang tahun lalu. Jika dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG), laju LQ45 memang tertinggal. IHSG melejit 6,16% sepanjang 2023, sehingga mencapai posisi 7.272,8. Meski begitu, kenaikan LQ45 masih lebih tinggi ketimbang indeks saham lain seperti IDX30 dan IDX80, yang hanya tumbuh 1,45% dan 1,81%. Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menilai, kinerja LQ45 sesuai ekspektasi. Performa LQ45 baru menanjak menjelang tutup tahun 2023, sejalan dengan pergerakan IHSG. Bagi William, laju positif LQ45 tahun lalu setidaknya mengindikasikan dua hal.
Pertama, situasi ini menggambarkan lonjakan IHSG yang cukup sehat. Sebab, kenaikan LQ45 menandakan saham-saham penggerak indeks
(movers) tersebar lebih merata. Saham-saham penggerak tidak hanya bertumpu pada emiten tertentu, yang sempat didominasi oleh saham-saham baru atau grup tertentu.
Kedua, kenaikan LQ45 menandakan kembalinya arus dana investor asing
(capital inflow) yang menjelang tutup tahun 2023 mengalir cukup deras. "Polanya hampir selalu begitu. (Saham)
blue chip banyak diakumulasi, termasuk oleh investor asing," kata William kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.
Baca Juga: Harga Nikel Turun 45% Tahun 2023, Intip Rekomendasi Saham Emiten Nikel Selanjutnya Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni menambahkan, investor semakin percaya diri di pasar saham sejalan dengan sentimen makro ekonomi dan kebijakan moneter yang dinilai lebih kondusif. Ada ekspektasi langkah bank central cenderung
less-hawkish, bahkan
dovish. "Harapannya tidak ada kenaikan lagi, atau pemangkasan suku bunga bisa jadi lebih awal dari yang diharapkan. Biasanya, saat terjadi
capital inflow saham-saham yang pertama dibeli adalah saham
blue chip," terang Agung. Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli mengamini, arus
capital inflow bisa menjadi sinyal siklus pergerakan saham-saham
blue chip. Alfredo pun menyoroti, penguatan LQ45 menjelang tutup tahun 2023 didorong oleh
windows dressing yang terjadi pada bulan Desember.
Baca Juga: IHSG Bisa Naik Hampir 9% Tahun Depan, Intip Rekomendasi 10 Saham Berikut Prospek LQ45 & Saham Pilihan
Memasuki tahun 2024, analis optimistis pasar saham akan tumbuh positif, yang tercermin dari kenaikan IHSG. Sedangkan untuk mendorong IHSG, Alfredo menekankan kontribusi dari LQ45 memegang peranan penting. Mengingat indeks ini diisi oleh saham
blue chip dan sebagian punya bobot besar. Alfredo memprediksi LQ45 akan terus melaju pada 2024, sehingga tetap moncer sebagai pilihan investasi. Katalis pendorongnya adalah kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang kondusif. "Saham-saham LQ45 akan menjadi opsi investasi menarik ketika instrumen-instrumen lain memiliki
return yang kurang dibandingkan
return di IHSG," kata Alfredo.
Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Tahun Depan Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda sepakat, prospek LQ45 masih apik pada 2024. Hanya saja, tetap cermati berbagai faktor risiko maupun peluang yang ada di bursa. Vicky mengingatkan, salah satu katalis penting pada tahun 2024 adalah penyelenggaraan Pemilu & Pilpres. Dus, penting bagi investor untuk mencermati sektor-sektor yang potensial pada tahun ini. Vicky menilai sektor keuangan terutama saham perbankan masih jadi pilihan menarik. Sektor lainnya adalah barang konsumsi
(consumer good) dan emiten dengan bisnis aneka industri. Sebagai strategi investasi, Vicky menyarankan
buy on weakness saham PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC). Lalu, PT Astra International Tbk (
ASII) sebagai pilihan jangka menengah. Kemudian,
trading buy untuk saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (
AMRT) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP). Sementara itu, Agung menjagokan saham
blue chip dari sektor teknologi, infrastruktur telekomunikasi,
consumer dan perbankan.
Baca Juga: Prospek Cerah Pasar Saham, Momentum 2023 Melahirkan Momentum untuk 2024 Saham pilihan Agung adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (
EMTK), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BBTN), PT Bank Jago Tbk (
ARTO), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM), dan ICBP.
Sedangkan Alfredo menyarankan tiga strategi untuk melirik LQ45. Pertama, koleksi saham BBRI, PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM), PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI) dan MEDC. Lalu,
wait and see pada saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS), PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA). Kemudian, bisa pertimbangkan
taking profit pada saham ARTO dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA). Soal
profit taking, William mengingatkan potensi tekanan jual pada awal tahun akibat aksi tersebut. Meski begitu, masih menarik untuk koleksi LQ45 dengan mencermati update kinerja keuangan emiten serta mengantisipasi January Effect. William menyematkan rekomendasi
buy untuk BBNI, BBRI, BBCA, TLKM, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (
TBIG). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati