KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing getol menyerbu pasar saham. Tak pelk, asing mencetak aksi beli bersih atawa
net buy di pasar saham. Pada Selasa lalu (29/3), investor asing mencatatkan
net buy hingga Rp 1,1 triliun. Aksi beli bersih itu masih berlanjut pada perdagangan Rabu (30/3) yang mencapai Rp 594,99 miliar. Asal tahu saja, sejak awal tahun investor memang cenderung membukukan
net buy. Mengutip data RTI Business,
net foreign buy di bursa sudah mencapai Rp 31,25 triliun.
Analis PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustisnus mencermati, IHSG memang masih murah saat ini, sehingga menarik investor asing untuk masuk ke bursa. "Secara P/E, valuasi IHSG masih murah saat ini disekitar 21 kali dan masih berada di bawah rata-rata P/E lima tahunannya di sekitar 24,7 kali," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (30/3).
Baca Juga: Marhaban Ya Ramadan, Ini Saham Pilihan yang Menarik Dilirik di Bulan Puasa Selain itu, kondisi fundamental Indonesia terlihat masih solid. Begitu pula dengan pengendalian Covid-19 yang cukup baik sehingga tidak ada PPKM level 4 di berbagai wilayah di Indonesia. Kondisi ekonomi Indonesia pun mulai memasuki fase pemulihan. Ini terlihat dari tingkat inflasi yang masih terjaga sehingga Bank Indonesia (BI) tidak tergesa-gesa menaikkan tingkat suku bunga acuannya. Hal ini menjadi sentimen positif dan mendorong investor asing kembali memborong saham-saham unggulan. Dus, ramainya
net buy di bursa saham masih dianggap wajar karena ditopang oleh data fundamental Indonesia yang masih solid. Terhadap pergerakan IHSG, aksi beli investor asingĀ juga menjadi sentimen positif. Mengingat, investor asing cenderung memborong saham-saham penggerak indeks yang memiliki kapitalisasi besar. Senada, Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Aziz mengatakan,
net buy asing masih dalam batas wajar dan memiliki dampak yang positif untuk IHSG. Ini terlihat dari IHSG yang mencatatkan
all time high dan sudah menembus level 7.000. Penguatan IHSG tersebut tidak terlepas dari saham-saham big caps yang terus dicatatkan
net buy oleh asing. Kendati komposisi retail saat ini memang lebih banyak, Aziz menilai, asing tetap mempunyai kekuatan untuk menggerakan pasar karena modalnya yang cukup besar. Aksi beli bersih asing memang dapat menjadi penopang IHSG. Namun, Aziz menyarankan investor untuk terus memperhatikan perkembangan risiko dari tensi Rusia-Ukraina dan kenaikan suku bunga The Fed. Sebab, "Memungkinkan dapat terjadi capital outflow," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (30/3). Ia menambahkan, derasnya aliran net buy asing pada pasar saham sejauh ini juga dipengaruhi perubahan
risk profile. Terlebih, dalam fase pemulihan ekonomi yang membuat pasar saham lebih menarik dibandingkan pasar obligasi maupun pasar keuangan. Hal ini juga didorong pemulihan emiten yang mencatatkan kinerja yang memuaskan.
Sikap investor
Daniel cenderung menyarankan investor untuk tetap mencermati analisa fundamental dan analisa teknikal masing-masing saham dari pada mengikuti pergerakan investor asing. Jangka waktu investasi investor asing cenderung jangka panjang dan tidak semua investor memiliki timeframe horizon investasi yang sama. Namun, apabila memang ingin mengikuti pergerakannya, investor menerapkan
selective buying dan mencari saham yang sedang terkoreksi. Apabila sahamnya sudah naik terlalu tinggi, lebih baik investor menunggu adanya
pullback atau koreksi untuk melakukan
entry. Untuk saat ini, kata Daniel, saham ARTO dipandang menarik. Ia merekomendasikan
buy on weakness saham ARTO dengan target di Rp 17.000 per saham. Sementara itu, Aziz melihatĀ saham yang dibeli asing masih memiliki prospek yang cukup bagus. Jika investor sudah memiliki saham-saham tersebut, maka dapat dilakukan hold. Investor juga dapat melakukan buy untuk memaksimalkan
capital gain.
"Saham-saham yang dicatatkan asing masih memiliki potensi gain 10% hingga 15%," imbuhnya. Asal tahu saja, secara
year to date (ytd), investor asing cenderung fokus membeli saham-saham bluechips seperti BBRI (Rp 7,6 triliun), TLKM ( Rp 6,2 triliun), BBNI ( Rp 4,7 triliun), BBCA ( Rp 3,7 triliun), dan ARTO (Rp 3,1 triliun).
Baca Juga: Diproyeksi Melanjutkan Penguatan, Simak Proyeksi IHSG untuk Kamis (31/3) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News