KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan-perusahaan tambang emas aktif memperbaiki prospek bisnis mereka dengan melakukan ekspansi dan menambah cadangan. Mereka juga berusaha meningkatkan penjualan di tengah tingginya harga emas saat ini. Harga emas dunia sempat mencapai US$ 2.500 per ons troi, namun kemudian sedikit menurun menjadi US$ 2.497 per ons troi pada akhir pekan lalu. Sementara itu, harga emas di Indonesia masih di atas Rp 1,4 juta per gram. Perusahaan seperti PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) atau Antam memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan penjualannya. Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie, mengatakan bahwa tahun ini ANTM menargetkan penjualan 37 ton emas, yang merupakan kenaikan sekitar 30% dibandingkan tahun 2023.
Hingga semester pertama 2024, ANTM telah menjual 16 ton emas, meningkat sekitar 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan penjualan ini terjadi bersamaan dengan peningkatan harga jual rata-rata sebesar 14% di semester pertama tahun ini. "Kenaikan harga emas saat ini sangat berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Permintaan pasar yang kuat dalam tiga bulan terakhir ini turut mendorong peningkatan penjualan emas," kata Faisal kepada Kontan.co.id pada Jumat (6/9). Di tengah situasi ini, ANTM juga sedang memperkuat pasokan bahan baku emas untuk produk logam mulia. ANTM sedang mencari peluang untuk mendapatkan emas domestik dengan harga yang bersaing, termasuk dari Freeport Indonesia, yang juga bagian dari
holding tambang BUMN, Mind Id. Namun, Faisal belum mengungkapkan rincian transaksi atau volume pasokan emas tersebut. "Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, modal kerja, dan mengurangi risiko valuta asing," tambah Faisal.
Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam 0,43%, Hari Ini Mager (8 September 2024) PT United Tractors Tbk (
UNTR) juga berusaha meningkatkan kontribusi dari komoditas emas. Perusahaan yang merupakan bagian dari Grup Astra ini menargetkan penjualan emas sekitar 235.000 ons pada tahun 2024. Hingga Juli 2024, UNTR telah menjual 128.000 ons emas melalui PT Agincourt Resources. Penjualan emas UNTR di semester kedua 2024 diharapkan akan meningkat dengan kontribusi dari PT Sumbawa Jutaraya (SJR) yang diperkirakan sekitar 15.000 ons. Sekretaris Perusahaan United Tractors, Sara K. Loebis, memproyeksikan bahwa SJR akan mulai mencatatkan penjualan emas pada kuartal ketiga tahun ini. "Harga emas yang baik tentu memberikan dampak positif bagi pendapatan UNTR," kata Sara. Sementara itu, PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) juga optimis bahwa harga emas yang sudah menembus US$ 2.500 per ons troi akan berdampak positif. Saat ini, MDKA sedang memperluas pengembangan Proyek Emas Pani. Baru-baru ini, MDKA telah menambah dana untuk PT Pani Bersama Jaya (PBJ) menjadi US$ 260 juta dari sebelumnya US$ 125 juta untuk pengembangan Fase 1. PBJ adalah induk dari anak perusahaan yang mengelola Proyek Emas Pani. Proyek ini ditargetkan dapat memproduksi hingga 500.000 ons emas per tahun saat mencapai kapasitas maksimum. "Pengembangan Proyek Emas Pani berjalan dengan baik, dengan target
commissioning pada akhir 2025 dan produksi perdana pada awal 2026," ujar Tom Malik, Head of Corporate Communications MDKA.
Baca Juga: Ekonomi Loyo, Bank Sentral Tekan Bunga PT Bumi Resources Minerals Tbk (
BRMS) baru-baru ini mengumumkan peningkatan kadar dan kandungan emas dalam laporan sumber daya mineral anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM). Tambang CPM menunjukkan rata-rata kadar emas 4,9 g/t, dengan kandungan emas sebesar 4,2 juta ons dari tambang River Reef. Laporan juga mencatat tambahan kandungan emas sebesar 329.000 ons dari tambang Hill Reef, yang terletak di Poboya, Palu. "Kami yakin kadar emas yang lebih tinggi di sumber daya mineral Poboya akan berdampak positif terhadap kinerja," kata Agus Projosasmito, CEO & Direktur Utama BRMS, dalam siaran pers Rabu (4/9). Perusahaan tambang emas lainnya, PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (
SQMI), juga melaporkan kemajuan pada Ciemas Gold Project. Dengan harga dan pasokan sianida yang mulai normal, SQMI menargetkan kapasitas produksi 300 ton per hari pada September 2024. SQMI telah memproduksi 2.562 gram emas dore pada bulan Agustus. "Kami terus memperbaiki proses produksi untuk meningkatkan efisiensi, pemulihan, dan waktu operasional guna mencapai target kapasitas produksi sebesar 500 ton per hari," jelas Direksi SQMI dalam keterbukaan informasi Rabu (4/9).
Baca Juga: Harga Emas Spot Rebound Rabu (4/9), Setelah Data Lowongan Pekerjaan AS yang Lemah Rekomendasi Saham
Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki mengamati outlook harga emas akan cenderung dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebijakan suku bunga, tingkat inflasi dan tensi geopolitik global. Emil menaksir harga emas di sisa tahun 2024 masih akan terjaga di kisaran saat ini ketika emas yang masih menarik sebagai aset
safe haven. Posisi harga emas yang masih di level tinggi sekitar US$ 2.400 per ons troi-US$ 2.500 per ons troi akan memperbaiki margin keuntungan emiten. "Termasuk bagi emiten yang sedang melakukan ekspansi. Terutama untuk proyek-proyek yang mulai menghasilkan cadangan baru atau meningkatkan produksi," kata Emil kepada Kontan.co.id, Minggu (8/9). Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, harga emas menyimpan potensi kenaikan hingga menuju level US$ 2.600 per ons troi. Hal ini menjadi katalis positif bagi emiten emas, yang beberapa di antaranya belum membukukan kinerja optimal secara tahunan pada semester I-2024.
Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Memacu Produksi Komoditas Emas Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni mengamini, prospek harga emas di sisa tahun ini masih bisa menopang perbaikan kinerja para emiten. Sebagai investasi, untuk saat ini Agung menyarankan strategi
buy on weakness pada saham emiten emas yang sedang mengalami koreksi. Agung merekomendasikan saham UNTR, ANTM, MDKA dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (
PSAB). Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Fath Aliansyah menyoroti, outlook harga komoditas juga akan dipengaruhi oleh aktivitas bank sentral di dunia yang menambah cadangan emas. Sebagai pilihan investasi, Fath merekomendasikan saham PSAB dan UNTR. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan harga komoditas emas masih berada pada fase uptrend. Selama masih mampu berada di atas US$ 2.364 sebagai area
support, ada peluang kembali menguat ke rentang US$ 2.531 per ons troi-US$ 2.600 per ons troi. Herditya menyematkan rekomendasi
buy on weakness untuk saham BRMS dan UNTR.
Baca Juga: Obligasi dan Emas Prospektif di Era Suku Bunga Rendah Support untuk saham BRMS di area Rp 156 dan
resistance Rp 171 untuk target harga di Rp 175-Rp 180. Kemudian, Rp 25.325 sebagai
support saham UNTR dengan
resistance Rp 27.775 untuk target harga Rp 28.275-Rp 29.000. Rekomendasi berikutnya,
speculative buy PSAB (
support Rp 214,
resistance Rp 244, target harga Rp 250-Rp 266) dan MDKA (
support Rp 2.180,
resistance Rp 2.380, target harga Rp 2.470 - Rp 2.570). Selanjutnya,
wait and see saham ANTM dengan
support di Rp 1.270 dan
resistance Rp 1.365. Ivan menyematkan rekomendasi
buy saham BRMS, serta
buy on weakness MDKA, ANTM dan PT Hartadinata Abadi Tbk (
HRTA). Sedangkan Emil menjagokan saham PT Archi Indonesia Tbk (
ARCI) untuk target Rp 342 dan UNTR untuk target harga Rp 30.240 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati