KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten infrastruktur terutama konstruksi bakal kecipratan berkah. Pasalnya, pemerintah menaikkan anggaran infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023. Adapun pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 363,8 triliun pada 2023 atau naik 7,75% dari Rp 392 triliun pada 2022. Anggaran tersebut salah satunya bakal dipakai untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Senior Information Investment Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji menyebut kenaikan RAPBN itu akan memberikan keuntungan bagi emiten infrastruktur terutama untuk meningkat pendapatan perusahaan.
"Masih relatif prospektif karena didukung oleh pemerintah dari kenaikan anggaran infrastruktur dalam rangka menggenjot proyek strategis nasional," ucap Nafan saat dihubungi Kontan, Senin (2/1).
Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan, Simak Saham Rekomendasi Analis, Selasa (3/1) Senada, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti kenaikan ini bakal mempengaruhi raihan kontrak emiten konstruksi terutama bagi emiten karya milik pemerintah. Meski mendapat katalis positif dari tren pemulihan ekonomi dan pembangunan mega proyek IKN, Desy menyebut emiten konstruksi ini masih diliputi oleh sentimen kenaikan suku bunga. Soalnya, suku bunga yang tinggi masih akan membebani emiten konstruksi yang sifat bisnisnya pasar modal. Namun dia menilai sektor infrastruktur masih punya peluang untuk tumbuh. "Masih memiliki peluang untuk tumbuh meskipun terbatas yang didorong oleh tahun politik sehingga ada percepatan penyelesaian pekerjaan infrastruktur karena adanya perubahan kepemimpinan," kata Desy.
Dari sejumlah saham infrastruktur dan konstruksi, Desy menyebut investor dan pelaku pasar bisa mencermati saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (
ADHI) dalam rentang Rp 474-Rp 510. Pada Senin (2/1), ADHI ditutup flat ke posisi Rp 484 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari