KONTAN.Co.Id - JAKARTA.
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masih bisa mendulang kenaikan laba meski pendapatan turun. Sampai kuartal III 2023, GGRM mencatatkan laba bersih Rp 4,46 triliun melonjak 197,33% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun. Laba per saham GGRM juga naik dari Rp 778 per saham menjadi Rp 2.317 per saham Berdasarkan laporan keuangan
unaudit per akhir September 2023 yang dirilis Senin (30/10), lonjakan laba bersih GGRM terutama disebabkan biaya pokok penjualan yang menyusut sebesar 18,44% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 70,33 triliun dari sebelumnya Rp 86,23 triliun Penurunan beban ini lebih besar ketimbang penurunan pendapatan GGRM yang terpangkas 12,96% menjadi Rp 81,75 triliun dari sebelumnya Rp 93,92 triliun. Penurunan pendapatan Gudang Garam disebabkan penjualan dalam negeri yang merosot 13,10% yoy ke Rp 80,59 triliun. Sedangkan pendapatan segmen ekspor melemah 1,63% menjadi Rp 1,15 triliun.
Baca Juga: Pendapatan Gudang Garam (GGRM) Turun 13% di Kuartal III, Cermati Rekomendasi Analis Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan prospek saham GGRM kurang positif sebab tarif cukai rokok akan naik terus di masa depan. Ini menjadi katalis negatif untuk bisnis rokok. Dus, ia pun merekomendasikan
sell untuk saham GGRM. “Selain itu tingkat kesadaraan masyarakat terhadap dampak buruk dari rokok meningkat dan akan terus meningkat karena ada peningkatan kesadaran.” kata Arjun kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11) Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, efisiensi bisnis GGRM sudah cukup bagus sehingga mampu membukukan peningkatan laba meskipun pendapatannya menurun. Ia juga mengatakan, dengan adanya tahun politik maka akan memberikan katalis positif karna biasanya akan meningkatian daya beli masyarakat “Analisa teknikal saya adalah hold saham GGRM dengan target harga Rp 25.000 per saham. Sementara analis fundamental kami (Mirae Aset) memproyeksikan trading buy saham GGRM dengan target harga Rp 30.000 per saham,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat