KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena El Nino bisa membuat harga bahan baku naik. Di sisi lain, saat ada pemilihan umum, bisa membuat orang lebih banyak belanja. Ini bisa berpengaruh berlawanan pada sektor barang konsumsi. Menurut Abdul Azis Setyo Wibowo, analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, El Nino bisa mengurangi hasil pertanian. Ini membuat harga barang seperti kelapa sawit, beras, dan gandum naik, meskipun harga gandum saat ini mulai turun. “Kenaikan harga komoditas ini juga bisa berdampak pada kenaikan bahan baku terlebih pada beberapa emiten yang bahan bakunya mengikuti harga pasar,” ucap Azis kepada Kontan.co.id, Minggu (10/9).
Azis menambahkan, ketika harga barang-barang naik, maka tingkat inflasi yang sudah mulai meningkat juga akan naik lebih tinggi. Inflasi bulan Agustus mencapai 3,27%, naik dari bulan Juli yang hanya 3,08%. Oleh karena itu, kenaikan inflasi ini bisa mempengaruhi kemampuan orang untuk berbelanja, terutama saat kuartal ketiga ketika tidak ada perayaan besar. Baca Juga:
Sekuritas Ramai-Ramai Memangkas Target IHSG Tahun Ini Dampak El Nino diperkirakan akan berlangsung lama hingga awal tahun depan karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memperkirakan El Nino akan terjadi hingga Februari 2024. Namun, dampak El Nino kemungkinan akan berkurang pada bulan November-Desember jika ada hujan selama kuartal keempat 2023. Selain cuaca kering akibat El Nino, masalah geopolitik global yang belum terselesaikan dan kenaikan harga minyak dunia yang terus berlanjut dapat menyebabkan inflasi meningkat. Sementara itu, hal positif untuk sektor konsumen adalah adanya pemilihan umum (pemilu) tahun ini, yang bisa mendorong orang untuk berbelanja lebih banyak. Namun, kita perlu memperhatikan situasinya secara terus-menerus karena masih banyak sentimen negatif yang mempengaruhi perekonomian.
Baca Juga: Simak Saham-Saham Top Picks Sejumlah Sekuritas Menjelang Akhir Tahun Berikut rekomendasi saham pilihan yang bisa dicermati untuk sektor konsumer dari beberapa analis. Simak ulasannya. 1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) ICBP menyatakan bahwa pasar masih penuh tantangan pada kuartal ini, seiring dengan tantangan perlambatan industri dan meningkatnya persaingan. Titik harga yang tinggi dari kenaikan tahun lalu juga mempengaruhi volume penjualan. Sektor konsumer menghadapi tantangan makro yang melemahkan daya beli. Namun ICBP mungkin akan menikmati pangsa pasar yang lebih tinggi karena ICBP sementara ini mampu relatif menjaga volume yang datar saat turunnya industri secara umum. Margin laba ICBP perlahan pulih berkat penurunan harga komoditas dan penguatan rupiah. Selain itu, periode semester kedua dinilai sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan daya beli. Rekomendasi:
Buy Target Harga: Rp 13.500 per saham Analis Aldiracita Sekuritas, Agus Pramono dalam riset 4 Agustus 2023
Baca Juga: Dividen Perusahaan Global Pecah Rekor, Bagaimana dengan Emiten Indonesia? 2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF) INDF mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 16.4% QoQ di kuartal kedua yang menunjukkan kinerja yang lebih lemah, meskipun pendapatan kumulatif masih meningkat sebesar 6.3% menjadi Rp 56 triliun pada semester pertama 2023. Pendapatan dari divisi mie instan (ICBP), divisi gandum (Bogasari), divisi agribisnis serta distribusi kompak turun di kuartal kedua lalu. Ke depan, perhatian utama terhadap INDF adalah divisi agribisnis mengenai tingkat persediaan CPO yang lebih tinggi di Indonesia dan Malaysia. Beban ini diharapkan bisa berkurang dengan meningkatnya permintaan minyak sawit yang didorong oleh implementasi program B35 di Indonesia dan perayaan Deepavali yang akan datang pada kuartal IV 2023. Tak kalah penting, dampak El Nino masih menjadi pertimbangan besar. Perkembangannya akan terus dipantau untuk memprediksi kemungkinan dampaknya dan implikasi yang mungkin ditimbulkan. Rekomendasi:
Buy Target Harga: Rp 9.300 per saham Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri dalam riset 8 Agustus 2023
Baca Juga: Ini Saham Pilihan Sektor Barang Konsumsi di Tengah Pemulihan Daya Beli 3. PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) MYOR membukukan penjualan yang lebih rendah pada kuartal II 2023 akibat permintaan lokal yang lesu dipicu oleh pergeseran bulan Ramadhan ke periode kuartal I 2023. Sementara penjualan di pasar ekspor masih cukup solid. Pendapatan ekspor MYOR diharapkan akan terus tumbuh positif mengingat perlahan membaiknya perekonomian China. Selain itu, inovasi pemasaran dengan masuk ke film drama Korea terkenal seperti Kopiko & Danisa butter cookies menjadi salah satu terobosan untuk meningkatkan pangsa pasar produk MYOR di luar negeri. Pasar saat ini memang menantikan inovasi baru, setelah minimnya peluncuran produk baru Mayora di paruh pertama 2023. Peluncuran produk di paruh kedua tahun ini bisa menguntungkan karena kondisi industri yang terangkat belanja pemilihan umum. Rekomendasi:
Add Target Harga: Rp 2.980 per saham Analis Sinarmas Sekuritas, Vita Lestari dalam riset 4 Agustus 2023
Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Diproyeksi Menggeliat, Cek Saham Rekomendasi Analis 4. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (
HOKI) Dengan adanya fenomena El Nino bisa berdampak positif bagi kinerja keuangan HOKI. Hal itu mengingat harga beras saat ini terus mengalami kenaikan yang bisa menguntungkan produsen beras seperti Buyung Poetra.
Secara teknikal, posisi HOKI saat ini masih berada pada fase
uptrend dan masih didominasi oleh volume pembelian. Dari MACD dan Stochastic juga masih berada di area positif dan masih menunjukkan tanda lanjutan penguatan. Rekomendasi:
Trading Buy Support: Rp 132
Resistance: Rp 150 Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati