KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kategori saham dengan kapitalisasi pasar menengah dan mini (middle & small cap) punya prospek yang tak kalah menarik dari saham keping biru berkapitalisasi pasar jumbo (big cap). Hanya saja, pelaku pasar perlu lebih jeli memilih saham-saham lapis kedua dan lapis ketiga tersebut. Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengatakan, ada dua katalis penting yang menghampiri bursa saham di periode kuartal IV ini. Pertama, antisipasi pelaku pasar terhadap musim rilis laporan keuangan kuartal III serta fenomena window dressing. Kedua katalis itu tidak hanya menerpa saham-saham big cap, tapi berpotensi menjalar ke saham middle & small cap. "Tapi bisa juga jadi sentimen negatif, tergantung dari datanya (hasil kinerja di laporan keuangan)," kata William kepada Kontan.co.id, Minggu (15/10).
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo sepakat, daya tarik saham middle & small cap tergantung dari kondisi fundamental dan katalis yang mengiringinya pada periode akhir tahun ini. Apalagi, sejumlah sentimen eksternal membayangi pasar saham. Baca Juga: Membidik Peruntungan Saham IPO di 2023, Simak Strateginya! Mulai dari efek tensi geopolitik konflik Israel - Palestina, perlambatan ekonomi global, hingga potensi kenaikan suku bunga The Fed. Selain daya tahan terhadap sentimen eksternal, likuiditas saham juga berperan penting. "Kalau likuiditasnya bagus, terus ada katalis yang berpotensi mendorong harga, biasanya menjadi pilihan," imbuh Wisnu. Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus turut melihat rilis kinerja kuartal III, sentimen suku bunga The Fed, pelemahan rupiah, serta perkembangan tensi geopolitik akan banyak memengaruhi volatilitas saham middle dan small cap.