Rekomendasi Saham Tembaga Saat Harga Komoditas Naik



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga tembaga melonjak naik seiring dengan perekonomiaan yang stabil serta menyusul kebijakan The Fed yang memberikan sinyal penurunan suku bunga acuan. Komoditas tembaga masih dalam tren kenaikan setelah mencetak harga tertingginya atau all time high (ATH) di level US$ 5,13 per pon sejak 2022 pada Rabu (15/5).

Berdasarkan Trading Economics, tembaga menguat 3,55% menjadi US$ 5,05 per pon pada penutupan perdagangan Jumat (17/5). Adapun secara tahunaan harga tembaga naik sebesar 36,87%.

Kemudian, melasir Investing.com, tembaga berjangka kontrak Juli 2024 (HGN4) per (18/5) menguat 4,21% atau naik 0,2055 poin ke angka US$ 5,0825 per pon.


Kendati demikian, harga saham emiten-emiten komoditas tembaga menunjukkan pertumbuhan yang beragam. Berdasarkan penutupan perdagangan Jumat (17/5), harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) menguat masing 3,51% dan 0,58% menjadi Rp 1.620 dan Rp 870 per saham.

Harga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melemah 0,97% menjadi Rp 10.250 per saham. Adapun SCCO dan KBLI cenderung stagnan masing-masing di angka 2.120 dan Rp 346 per saham.

Baca Juga: Saingi China, Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Masuk ke Bisnis Smelter

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menjelaskan, tembaga dunia mengalami tren yang positif sepanjang tahun 2024. Hal ini karena adanya peningkatan permintaan dan perekonomian dunia yang cenderung tahan banting.

“Meskipun proyeksinya relatif stabil dari sisi global growth-nya,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (19/5).

Nafan menambahkan, komoditas juga diuntungkan oleh kebijkaan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga acuan. Hal inilah yang kemudian memberikan efek terhadap depresiasi dolar Amerika Serikat (AS).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyampaikan, adanya kenaikan harga tembaga karena terdapat kenaikan permintaan akan komoditas tembaga dari sektor kendaraan listrik. Menurutnya, hal ini seiring dengan kenaikan harga nikel serta terdapat ekspektasi pemangkasan suku bungaFederal Funds Rate (FFR).

“Pelaksanaan kebijakan ini diperkirakan terjadi di akhir tahun ini,” ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Minggu (19/5).

Herditya merekomendasikan buy on weakness pada saham AMMN dengan target harga Rp 10.750–Rp 10.900. Selain itu, dia juga merekomendasikan untuk speculative buy pada saham MDKA dengan target harga Rp 2.890–Rp 2.980.

Sedangkan Nafan cenderung menjagokan secara jangka panjang pada saham MDKA dengan target harga Rp 3.600. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati