KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menerima suntikan modal dari pemerintah. Rencananya WSKT mendapat tambahan modal Rp 7,9 triliun dari pemerintah melalui penerbitan saham baru melalui skema rights issue. Analis BRIDanareksa Sekuritas Maria Renata dalam riset menjelaskan, WSKT rencananya menerbitkan saham baru sebanyak 24,5 miliar dengan potensi dilusi saham 64%. Pemerintah harus menetapkan harga pelaksanaan pada akhir bulan ini. Dalam tiga bulan terakhir harga saham WSKT diperdagangkan di kisaran Rp 730 - Rp 1.005 per saham. Dimana harga rata-rata di Rp 863 per saham.
was
Baca Juga: Pulihkan kinerja dan ringankan beban utang, ini strategi Waskita (WSKT) di 2022-2023 Tapi pemerintah menargetkan bisa mendapat tambahan modal dari pemegang saham minoritas mencapai Rp 4,06 triliun, angka ini mewakili 34% kepemilikan saham WSKT. Namun sejauh ini, belum ada pihak yang berkomitmen untuk menjadi pembeli siaga. Hingga akhir September 2021, pemegang saham mayoritas saham dimiliki oleh pemerintah 66,04%. Sedangkan sisanya 33,96% dipegang oleh masyarakat. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) berupaya mengoperasikan 2.500 km jalan tol baru pada periode tersebut tahun 2019-2024. Untuk memenuhi target jalan tol lebih dari 4.200 km beroperasi pada 2024. Maka WSKT berupaya membangun 1.082 km jalan tol dimana 19 jalan tol. Dimana seluruhnya 600 km telah mulai beroperasi. Dengan demikian, Maria memperkirakan, tambahan modal yang diberikan akan digunakan oleh WSKT untuk melanjutkan pembangunan tujuh ruas jalan tol dan memperkuat struktur permodalannya. WSKT masih bisa mendapatkan pinjaman berkat jaminan pemerintah. Pemerintah melalui PII memberikan jaminan atas setiap obligasi yang diterbitkan oleh WSKT dengan jumlah maksimum Rp 5,6 triliun. Pada 21 September, WSKT menerbitkan obligasi sebesar Rp 1,77 triliun dengan menggunakan jaminan. Dengan demikian, jaminan yang tersisa akan digunakan pada tahun 2022 karena WSKT berencana menerbitkan obligasi dengan nilai hingga Rp 3,9 triliun. Tapi dengan adanya dukungan pemerintah memungkinkan WSKT untuk memperoleh kredit dari pinjaman sindikasi bank. WSKT berpotensi mendapatkan pendanaan Rp 9,8 triliun untuk memenuhi kebutuhan 148 berkelanjutan proyek.
Baca Juga: Bidik proyek ibu kota baru, WSKT incar kontrak baru hingga Rp 30 triliun di 2022 Hingga tahun 2025, WSKT menargetkan divestasi 13 ruas tol. Pada semester I tahun 2021, WSKT telah melepas tiga ruas jalan tol. WSKT juga berharap divestasi itu bisa mengurangi utang hingga menjadi Rp 41 triliun. Dimana 59% dari utang per Juni 2021. Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, manajemen WSKT menjelaskan jika anak usahanya Waskita Toll Road (WTR) telah menandatangani sales purchase agreement (SPA) untuk kepemilikannya di PT Cibitung Tanjung Priok Toll Road. Dalam transaksi tersebut Akses Pelabuhan Indonesia (API) akan mengakuisisi 55% kepemilikan WTR. Divestasi ini diperkirakan bernilai Rp 2,44 triliun dengan PBV 1,96 kali. Ini akan berdampak pada dekonsolidasi utang senilai Rp 5,8 triliun. Per akhir Juni 2021, nilai aset WSKT dari jalan tol Rp 9,7 triliun dan menghasilkan laba bersih Rp 456 juta. Ke depan, WSKT akan fokus pengembangan proyek di infrastruktur air, bandara, dan rel kereta api.
Renata pun mempertahankan rekomendasi beli saham WSKT dengan target harga di Rp 1.300. BRIDanareksa Sekuritas berpendapat restrukturisasi yang sedang berlangsung akan membawa kemajuan ke arah yang benar. Hingga Jumat (8/10) harga saham WSKT ditutup di Rp 1.000 per saham, naik 1,01% dari hari sebelumnya. Hingga akhir tahun 2021, WSKT diperkirakan bisa membukukan pendapatan Rp 17,58 triliun. Namun WSKT masih mencatatkan rugi bersih Rp 292 miliar. Sementara pada tahun depan, WSKT diperkirakan bisa membukukan pendapatan Rp 20,8 triliun dengan rugi bersih Rp 696 miliar.
Baca Juga: Kurangi beban utang, Waskita Karya (WSKT) siapkan 9 ruas tol lagi untuk didivestasi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana