KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerbuan militer Rusia ke Ukraina berimbas ke pasar saham. Namun, perang Rusia vs Ukraina diperkirakan akan berdampak positif ke saham tertentu. Wall Street tergelincir pada perdagangan Selasa (1/3) dengan saham keuangan menanggung beban untuk hari kedua berturut-turut karena perang Rusia-Ukraina. Diberitakan Kontan.co.id, pada 10:19 ET, Dow Jones Industrial Average turun 303,82 poin atau 0,90% ke 33.588,78, S&P 500 turun 19,78 poin atau 0,45% pada 4.354,16, dan Nasdaq Composite turun 10,39 poin atau 0,08 % pada 13.741,01. Daniel Agustinus, Certified Elliott Wave Analyst – Master PT Kanaka Hita Solvera menyatakan investor masih terus mencermati perkembangan krisis geopolitik Ukraina dan Rusia. " Apabila tidak ada kesepakatan damai dan perang masih berlanjut, mayoritas investor akan lebih cenderung untuk mengamankan dananya dari asset beresiko seperti saham, dan beralih ke produk safe haven seperti emas, reksadana pasar uang atau obligasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (26/2).
Rekomendasi Saham yang Diprediksi Akan Untung Karena Perang Rusia Ukraina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerbuan militer Rusia ke Ukraina berimbas ke pasar saham. Namun, perang Rusia vs Ukraina diperkirakan akan berdampak positif ke saham tertentu. Wall Street tergelincir pada perdagangan Selasa (1/3) dengan saham keuangan menanggung beban untuk hari kedua berturut-turut karena perang Rusia-Ukraina. Diberitakan Kontan.co.id, pada 10:19 ET, Dow Jones Industrial Average turun 303,82 poin atau 0,90% ke 33.588,78, S&P 500 turun 19,78 poin atau 0,45% pada 4.354,16, dan Nasdaq Composite turun 10,39 poin atau 0,08 % pada 13.741,01. Daniel Agustinus, Certified Elliott Wave Analyst – Master PT Kanaka Hita Solvera menyatakan investor masih terus mencermati perkembangan krisis geopolitik Ukraina dan Rusia. " Apabila tidak ada kesepakatan damai dan perang masih berlanjut, mayoritas investor akan lebih cenderung untuk mengamankan dananya dari asset beresiko seperti saham, dan beralih ke produk safe haven seperti emas, reksadana pasar uang atau obligasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (26/2).