Rekor, Ada 57.049 Kasus Covid-19 15 Februari 2022, Apakah Sudah Puncak Gelombang 3?



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia pada Selasa 15 Februari 2022 menyentuh jumlah tertinggi. Diperkirakan, jumlah kasus Covid-19 harian akan semakin banyak pada periode mendatang hingga mencapai puncaknya pada akhir Februari 2022.

Data Satgas Penanganan Covid-19, ada tambahan 57.049  kasus baru corona pada 15 Februari 2022. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia hingga 15 Februari 2022 terkonfirmasi sebanyak 4.901.328 sejak Maret 2020.

Jumlah kasus harian Covid-19 pada 15 Februari 2022 ini merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi. Sebelumnya, rekor tertinggi kasus harian Covid-19 di Indonesia adalah sebanyak 56.757 pada 15 Juli 2021.


Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 pada 15 Februari 2022 bertambah 26.747 orang sehingga menjadi sebanyak 4.349.848 orang.

Baca Juga: Banyak Anak & Balita Meninggal Karena Covid-19 Omicron, Ini Gejala yang Harus Diawasi

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus Covid-19 pada 15 Februari 2022 di Indonesia bertambah 134 orang menjadi sebanyak 145.455 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 15 Februari 2022 mencapai 406.025 kasus, bertambah 30.168 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan lonjakan kasus Covid-19 karena varian baru virus corona Omicron. Kemenkes juga mencatat sudah ada 1.090 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia hingga 13 Februari 2022.

Dari data 1.090 pasien Covid-19 yang meninggal hingga 13 Februari 2022, 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76% usianya lebih dari 45 tahun, 49% masuk golongan lanjut usia, dan 48% memiliki komorbid.

Selain itu, anak-anak dan balita juga turut menjadi korban meninggal akibat Covid-19 Omicron. Sebanyak 37 (3%) anak usia 1-5 tahun meninggal akibat Covid-19 Omicron.

Baca Juga: Kasus Covid-19 15 Februari 2022 Rekor Tertinggi, Ini Urutan Gejala Infeksi Corona

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta terjadi pada pekan ini. Setelah itu, kata Budi, pergerakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta bakal mulai melandai. "DKI kemungkinan besar kami mengamati bahwa minggu ini akan sampai puncaknya dan akan mulai bergerak turun," kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (14/2/2022).

Dilansir dari Kompas.com, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi puncak kasus Covid-19 tetap terjadi di akhir Februari 2022.  "Kita akan melihat bahwa (puncak Omicron) ini akan cenderung tetap di akhir Februari atau agak maju sedikit," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

Dicky pun menilai, hingga kini DKI belum melewati masa puncak Omicron meski dalam beberapa hari terakhir penambahan kasus Covid-19 harian sudah sedikit menurun. Sebab, menurut dia, untuk menentukan dinamika Covid-19 di suatu daerah, tidak cukup hanya mengacu tren kasus harian. Harus dilihat pula angka testing dan positivity rate.

"Kalau saya masih melihatnya belum (melewati puncak Omicron). Karena untuk mendapatkan satu kasus positif nggak banyak yang dites, bisa kurang dari 10, dan test positivity rate-nya masih jauh di atas 5 persen. Ini masih menunjukkan hal yang belum memperkuat klaim (melewati puncak Omicron) itu," tuturnya.

Menurut Dicky, tidak mudah untuk menyatakan sebuah daerah telah melewati puncak kasus Omicron. Hal itu harus didasarkan pada data yang komprehensif. Apalagi, kata dia, belajar dari pengalaman beberapa negara, kasus Omicron cenderung fluktuatif.

Meski grafiknya terlihat turun, ada kemungkinan angkanya naik lagi. "Kita harus punya pemahaman bahwa Indonesia dan negara-negara besar ini akan punya ledakan masing-masing daerah itu trennya Omicron akan memiliki puncak yang berbeda. Berbeda dengan ketika Delta yang cenderung bersamaan," ujar dia.

Dicky mengatakan, saat ini Omicron memang telah menyebar di berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya berpusat di Jakarta.  Ada kemungkinan, beberapa daerah di luar DKI cenderung mencatatkan kasus yang lebih kecil karena angka testing Covid-19 lebih rendah.

Apalagi, mayoritas kasus Omicron tidak bergejala atau bergejala ringan, sehingga kesadaran masyarakat untuk melakukan tes menjadi berkurang. "Dengan karakter masyarakat kita yang memang secara tabiat itu lebih banyak mengobati sendiri atau menganggap kalau sakit ringan dia tidak apa-apa, itu yang akhirnya tidak terdeteksi banyak kasus terlewatkan dalam kaitan Omicron ini," kata dia.

Oleh karenanya, alih-alih mengeklaim puncak Omicron sudah lewat, Dicky mendorong pemerintah memperkuat pengetesan Covid-19. "Ini sekali lagi kita jangan terkecoh ya dengan masalah kasus, karena sekali lagi kalau bicara kasus itu berbeda dengan infeksi. Infeksinya itu ada di masyarakat, dan testing kita bukanlah dalam kategori yang kuat atau memadai," ujarnya.

Sebelumnya, Menko Luhut mengatakan, DKI Jakarta saat ini mulai terlihat melewati puncak penularan varian Omicron. Tetapi, di saat yang sama, Jawa Barat, DIY dan Jawa Timur justru mengalami kenaikan kasus Covid-19 akibat varian baru tersebut. "DKI Jakarta mulai melewati puncaknya (penularan Omicron), baik kasus harian, kasus aktif maupun rawat inap mulai mengalami penurunan," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (14/2/2022).

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto