Rekor baru, bitcoin meroket ke atas US$ 5.000



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga bitcoin mencetak rekor baru. Pada Kamis (12/10), harga bitcoin menembus level US$ 5.000 untuk kali pertama di sepanjang masa. Bitcoin melompat 8% setelah investor mengabaikan peringatan mengenai risiko pembelian cryptocurrency ini.

Bitcoin, cryptocurrency terbesar dan terbaik dunia, sudah melonjak lima kali lipat dalam setahun terakhir.

Biasanya untuk bitcoin, alasan pasti mengenai pergerakan harganya yang volatil masih tidak jelas. Yang pasti, bitcoin masih sangat mudah berubah dan tidak likuid dibandingkan dengan mata uang dan aset tradisional lainnya.


Sejumlah faktor diyakini pengamat mempengaruhi harga bitcoin. Misalnya saja, Goldman Sachs mempertimbangkan untuk menawarkan perdagangan bitcoin, rumor bahwa China dapat mengurangi pembatasan, dan krisis politik di wilayah Catalonia Spanyol.

Tapi faktor utamanya bisa jadi adalah permintaan dari investor yang ingin 'masuk' di pasar yang telah memberikan keuntungan melebihi mata uang lainnya di setiap tahunnya sejak sejak 2010.

"Banyak orang yang hanya ingin menjadi bagian dari bitcoin," kata Ryan Nettles, kepala perdagangan FX dan strategi pasar di Swiss bank Swissquote. Dia menambahkan, faktor lainnya adalah suku bunga yang jauh lebih tinggi dari yang diantisipasi dan berasal dari bank, hedge fund dan broker.

Sementara itu, pada Rabu (11/10), Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan "risiko serius" seputar pasar yang baru lahir. Sementara, bank sentral Rusia mengatakan akan melarang situs perdagangan cryptocurrency.

Tapi hal itu sepertinya tidak cukup untuk menyingkirkan investor. Bahkan, sejak adanya peringatan tersebut, harga bitcoin menguat sekitar 10%.

Data yang dikeluarkan minggu lalu dari SEMrush, sebuah mesin pencari perusahaan analisis data, menemukan bahwa harga bitcoin memiliki 91% korelasi dengan pencarian Google pada bitcoin. Ini menunjukkan bahwa semua berita -baik negatif atau positif- mendorong permintaan, meskipun berita buruk memiliki dampak negatif sementara.

Sebelumnya, harga bitcoin hampir mencapai US$ 5.000 pada awal September. Namun gagal dan turun tajam setelah kepala JP Morgan mengecam cryptocurrency sebagai "kecurangan" dan saat China memutuskan untuk menutup bursa perdagangan bitcoin, sehingga memicu kekhawatiran investor.

Tapi setelah anjlok ke bawah US$ 3.000 pada pertengahan September, bitcoin telah melonjak nilainya lebih dari 75% dalam empat minggu.

"Bitcoin dirancang untuk beroperasi di luar pengaruh pemerintah dan bank sentral, dan dia melakukannya tepat seperti itu," kata Iqbal Gandham, Managing Director di aplikasi perdagangan eceran eToro.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie