KONTAN.CO.ID - BRUSSELS – Uni Eropa (UE) mencatatkan impor gas alam cair (LNG) dari Rusia dalam volume tertinggi sepanjang tahun 2024, meskipun sebelumnya berjanji untuk menghentikan konsumsi energi dari negara yang terkena sanksi tersebut pada 2027. Berdasarkan laporan The Guardian yang mengutip data dari Rystad Energy, langkah ini menunjukkan kontradiksi antara retorika dan praktik energi UE. Meskipun impor gas pipa dari Rusia menurun drastis akibat konflik di Ukraina dan sabotase jalur pipa Nord Stream pada September 2022, LNG dari Rusia tetap mengalir deras ke Eropa.
Baca Juga: Begini Tanggapan Sampoerna Agro (SGRO) Soal Larangan Impor CPO oleh Uni Eropa Data Rystad Energy mencatat sebanyak 17,8 juta ton LNG Rusia tiba di pelabuhan Eropa pada 2024, meningkat 2 juta ton dibandingkan tahun 2023. Peningkatan ini terjadi meski Ukraina menghentikan transit gas pipa Rusia ke UE pada akhir 2024, setelah mengakhiri kontrak lima tahun dengan Gazprom. Langkah tersebut memutus aliran gas dari Rusia ke negara-negara seperti Romania, Polandia, Hungaria, Slovakia, Austria, Italia, dan Moldova. Jan-Eric Fahnrich, analis gas dari Rystad Energy, menyebut pasokan LNG Rusia ke UE mencapai "level rekor," bahkan melampaui Qatar sebagai pemasok terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Baca Juga: Dihajar Sanksi Uni Eropa, Pertamina Pertimbangkan Impor Minyak Asal Rusia UE mengimpor 49,5 miliar meter kubik gas pipa dari Rusia pada 2024, ditambah 24,2 miliar meter kubik LNG, sebagian di antaranya diekspor ulang ke negara lain. Menurut data dari Center for Research on Energy and Clean Air (Crea), impor LNG Rusia oleh UE meningkat 14% secara tahunan pada 2024 menjadi 17,5 juta ton, dengan nilai mencapai € 7,32 miliar (US$ 7,5 miliar).