KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah semakin perkasa. Mengutip Bloomberg, Jumat (24/1) pukul 10.15 WIB, rupiah di pasar spot berada di posisi Rp 13.590 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 49 poin atau 0,36% dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp 13.639 per dolar AS. 

Asal tahu saja, terakhir kali rupiah berada di bawah Rp 13.600 terjadi pada 19 Februari 2018 lalu. Kala itu, rupiah ada di level Rp 13.560 per dolar AS.

Ini juga menjadi minggu kedelapan bagi penguatan mata uang Garuda di hadapan the greenback. Dan menjadikannya penguatan terlama rupiah sejak 2011 lalu.

Salah satu sentimen positif bagi penguatan rupiah adalah aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Hal ini terjadi setelah Bank Indonesia dapat Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (23/1) lalu memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5%.

Baca Juga: Berbalik arah, rupiah di kurs tengah BI melemah ke Rp 13.626 per dolar AS

Keunggulan rupiah kali ini juga membuat yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun turun 7 bps menjadi 6,61%. Ini adalah penurunan dalam tujuh hari berturut-turut.

Keperkasaan rupiah ini juga menjadikannya mata uang paling kuat di kawasan. Mayoritas mata uang di Asia memang menguat. Selain rupiah yang naik signifikan, hal serupa juga terjadi pada dolar Taiwan yang naik 0,12%, disusul ringgit Malaysia yang naik 0,12%. 

Sementara itu, peso Filipina juga yang menguat 0,12%. Kemudian ada won Korea yang naik 0,07%. Dolar Singapura juga niak 0,06%, yen Jepang yang turut menguat tipis 0,03% serta dolar Hong Kong naik 0,01%.

Sementara yuan China menjadi mata uang paling loyo di hadapan the greenback setelah melemah 0,56%. Pelemahan juga terjadi pada rupee India yang turun 0,11%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari