Rekor, harga emas masih ditopang sejumlah katalis positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak sentimen yang bakal menjadi pendorong naik harga emas hingga akhir tahun. Momentum tersebut bisa dimanfaatkan investor untuk menyusun portofolio emas di sisa 2020.

Mengutip Bloomberg pada Rabu (5/8) pukul 15.21 WIB, harga emas di pasat spot ada di level US$ 2.033,08 per ons troi alias menguat 0,69%. Sementara harga emas berjangka Comex untuk pengiriman Desember 2020 naik 1,48% ke level US$ 2.051 per ons troi.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan, banyak sentimen yang mendorong kenaikan harga emas saat ini, antara lain pelemahan kurs dolar Amerika Serikat (AS) karena kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut disebabkan oleh penyebaran pandemi Covid-19 yang belum terkendali di Negeri Paman Sam. 


Baca Juga: Siap-siap, harga emas spot berpotensi menyentuh US$ 2.200 per ons troi

Selain itu, prospek stimulus fiskal lanjutan AS senilai US$ 1 triliun diprediksi bakal disetujui pada pertemuan Agustus ini. Stimulus tersebut bakal menambah likuiditas di pasar keuangan dan digunakan pelaku pasar untuk membeli aset, termasuk emas. 

Di samping itu, konflik antara AS dengan China juga masih berlangsung yang bisa mengangkat harga emas lebih tinggi. "Selama faktor-faktor tersebut belum hilang, dorongan naik harga emas masih akan bertahan," ungkap Ariston kepada Kontan, Rabu (5/8). 

Baca Juga: Ekonomi turun, IHSG diramal menguat pada Kamis (6/8)

Ariston memperkirakan di sisa 2020, harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.850 per ons troi hingga US$ 2.100 per ons troi. Rekomendasinya, untuk trader bisa masuk kapan saja lantaran selalu ada peluang dua arah untuk bisa mendapatkan profit baik dari kenaikan maupun penurunan harga. 

Sedangkan untuk emas batangan, Ariston menilai peluang untuk masuk dan membeli tetap ada, hanya saja investor tetap harus berhati-hati karena risiko volatilitas yang cukup tinggi. Apalagi, harga emas berpotensi bakal berbalik arah atau turun jika vaksin Covid-19 berhasil ditemukan. "Semua investasi atau trading berisiko tinggi, tinggal bagaimana investor menyesuaikannya dengan profil risiko masing-masing," pungkas Ariston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati