Rekor penawaran saham perdana di India



KONTAN.CO.ID - Aksi penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) di India mencetak rekor tahun ini. Hal ini sejalan dengan rencana beberapa perusahaan asuransi yang berupaya memburu pendanaan di pasar modal. Permintaan investor atas aset keuangan pun meningkat.

Ada empat perusahaan asuransi India yang menargetkan penawaran saham pada akhir 2017. Menurut Ajay Saraf, Head of Investment Banking ICICI Securities Ltd, total penggalangan dana dari penjualan saham perdana di negara ini diproyeksikan meningkat menjadi INR 500 miliar atau setara dengan US$ 7,8 miliar pada 2017.

Jumlah ini lebih besar 85% dari realisasi IPO yang diperoleh pada tahun 2016. Menurut data Bloomberg, angka itu melebihi rekor IPO pada 2010 yakni sebesar INR 363 miliar.


Calon emiten baru

Korporat yang berencana IPO antara lain HDFC Standard Life Insurance Co, perusahaan patungan Housing Development Finance Corp dengan Standard Life Plc. Perusahaan ini mengincar hasil IPO senilai INR 100 miliar. HDFC Standard Life telah mengajukan prospektus pada 18 Agustus ke regulator pasar modal India.

Housing Development Finance Corp merupakan pemberi pinjaman hipotek terbesar di India. IPO ini ditangani investment banking Morgan Stanley, HDFC Bank Ltd, Credit Suisse Group AG, Citic CLSA dan Nomura Holdings Inc.

Ada pula SBI Life Insurance Co yang menurut sumber Bloomberg mengincar dana IPO senilai INR 85 miliar. Perusahaan asuransi ini telah mengajukan dokumen penawaran pada bulan lalu.

New Delhi Assurance Co juga bersiap melantai dibursa dengan target dana INR 105 miliar. Selain itu, ada juga General Insurance Corp of India yang memasang target INR 120 miliar dari IPO. "Tahun ini, perusahaan asuransi gencar mencari modal," ujar Sachin Wagle, Kepala Pasar Modal Global Morgan Stanley. Beberapa perusahaan asuransi memang telah meraih keuntungan dari pasar saham di India.

Sejumlah perusahaan memanfaatkan pasar modal India yang sedang naik untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. Sementara bagi investor, IPO ini bisa mendiversifikasi kepemilikan saham di aset keuangan. Investor saat ini tengah haus investasi di aset keuangan terutama asuransi.

Apalagi, India sejak 2015 memberi lampu hijau kepada para investor asing menanamkan modal lebih besar ke perusahaan asuransi nasional. Jika semula, investor asing hanya boleh memiliki 26% saham, sejak 2015 asing bisa menggenggam hingga 49% saham.

"Setelah perubahan peraturan, para pendiri perusahaan asuransi berusaha mencairkan kepemilikan saham mereka," kata Rethious Varma, analis MarketSmith India seperti dikutip Bloomberg.

Saham perusahaan asuransi memang tengah menanjak. Harga saham ICICI Prudential Life Insurance Co, semisal meningkat 28% sejak mulai diperdagangkan pada September tahun lalu.

Editor: Dupla Kartini