KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China yang menuai puncak di tahun lalu, ternyata memberi sentimen positif bagi produk reksadana pendapatan tetap berdenominasi dolar AS. Salah satu reksadana yang menikmati katalis positif tersebut adalah reksadana Ashmore Dana USD Nusantara. Berdasarkan data Infovesta Utama, per 30 Desember 2019, kinerja reksadana tersebut berhasil tumbuh 13,72% dalam satu tahun terakhir. Di periode yang sama, sebagai perbandingan kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index tumbuh 9%. Head of Sales and Distribution PT Ashmore Asset Management Indonesia, Steven Satya Yudha mengatakan tensi perang dagang AS dan China yang sempat meningkat di tahun lalu membuat investor cenderung memburu aset safe haven, seperti obligasi AS, US Treasury. Hal ini berdampak pada menurunnya yield US Treasury yang akhirnya juga membuat yield obligasi pemerintah Indonesia dengan denominasi dollar AS yang biasa disebut INDON ikut turun dan harganya naik.
Reksadana Ashmore Dana USD Nusantara Unggul di tengah gejolak perang dagang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China yang menuai puncak di tahun lalu, ternyata memberi sentimen positif bagi produk reksadana pendapatan tetap berdenominasi dolar AS. Salah satu reksadana yang menikmati katalis positif tersebut adalah reksadana Ashmore Dana USD Nusantara. Berdasarkan data Infovesta Utama, per 30 Desember 2019, kinerja reksadana tersebut berhasil tumbuh 13,72% dalam satu tahun terakhir. Di periode yang sama, sebagai perbandingan kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index tumbuh 9%. Head of Sales and Distribution PT Ashmore Asset Management Indonesia, Steven Satya Yudha mengatakan tensi perang dagang AS dan China yang sempat meningkat di tahun lalu membuat investor cenderung memburu aset safe haven, seperti obligasi AS, US Treasury. Hal ini berdampak pada menurunnya yield US Treasury yang akhirnya juga membuat yield obligasi pemerintah Indonesia dengan denominasi dollar AS yang biasa disebut INDON ikut turun dan harganya naik.