Reksadana Berbasis ESG Tetap Menarik, Simak Komentar Dua Manajer Investasi Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana berbasis ESG (Environmental, Social, Governance) tetap menarik di tahun 2024. Presiden Direktur BNP Paribas Asset Management Maya Kamdani menilai, reksadana jenis ini dapat menjadi solusi yang relevan dengan perkembangan pasar saat ini yang semakin sadar terhadap isu keberlanjutan.

Peningkatan kesadaran ini pun diharapkan akan mendorong sentimen positif bagi perusahaan-perusahaan yang menjalankan praktik bisnis berkelanjutan dan menjunjung aspek ESG dengan baik. Prospek reksadana berbasis ESG juga didukung oleh dua faktor lainnya, yakni regulasi dan manajemen risiko.

Maya menyampaikan, reksadana berbasis ESG mendukung upaya pemerintah dalam pencapaian sustainable finance. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Peraturan OJK (POJK) Sustainable Finance mengimbau industri untuk turut mengupayakan transisi ke praktik investasi yang lebih mengutamakan nilai keberlanjutan.


"Hal ini pada akhirnya akan mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan iklim dan komitmen terhadap net zero," ucap Maya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (11/1).

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Syariah BNI AM Kini Hadir di BNI Mobile Banking

Lalu, dari sisi manajemen risiko, pengukuran aspek ESG dalam proses pemilihan investasi diharapkan dapat membantu investor terhindar dari investasi pada praktik-praktik bisnis yang dapat menimbulkan kontroversi. Dengan begitu, hal ini dapat membantu memitigasi risiko fluktuasi harga suatu efek.

"Kalau di perusahaan kami, implementasinya berupa perhitungan scoring ESG dan carbon footprint pada portofolio reksadana," kata Maya.

BNP Paribas Asset Management saat ini memiliki empat reksadana bertema ESG. Tiga di antaranya merupakan reksadana yang dikelola dengan active strategy, sedangkan satu sisanya passive indexing.

Salah satu produk reksadana berbasis ESG BNP Paribas Asset Management adalah BNP Paribas Cakra Syariah USD yang diluncurkan sejak tahun 2016. Kinerja selama satu tahun per Desember 2023 mencapai 21,41% dibandingkan performa benchmark sebesar 21,51%.

Meski tergolong prospektif, Maya melihat ada tantangan dalam mempromosikan reksadana tema ESG di Indonesia, terutama dari sisi edukasi. Oleh karena itu, BNP Paribas Asset Management gencar melakukan edukasi kepada nasabah, media, dan publik melalui berbagai kanal yang dimiliki dengan sasaran utama generasi muda.

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi pun melihat, reksadana berbasis ESG akan semakin diminati. Pasalnya, semakin banyak inisiatif maupun kebijakan ESG yang diterapkan pemerintah dan berbagai institusi.

"Apalagi, pada tahun ini, dampak ketidakcocokan dalam pasokan dan permintaan energi seharusnya sudah selesai sehingga harga energi sudah ternormalisasi kembali," ungkap Eri.

Baca Juga: Pada Tahun Ini, Reksadana Pendapatan Tetap Diramal Masih Tawarkan Imbal Hasil Menarik

Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap isu keberlanjutan semakin tinggi. Perusahaan pun semakin banyak yang menerapkan kebijakan ESG dan institusi keuangan kian menggalakkan green financing.

Eri mencatat, kinerja reksadana berbasis ESG yang dikelola Batavia Prosperindo Aset Manajemen cukup unggul dan baik. Batavia Global ESG Sharia Equity USD yang berinvestasi pada saham-saham global memperlihatkan return satu tahun sebesar 16,31% per akhir Desember 2023, sementara benchmark 18,03%.

Kemudian, pada periode yang sama, Batavia SRI-KEHATI ETF menghasilkan return 9,21% dibanding benchmark 4,79%. Untuk mendorong semakin dikenalnya reksadana berbasis ESG, Batavia Prosperindo Aset Manajemen akan terus mendorong promosi dan edukasi berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi