Reksadana campuran dollar AS milik Batavia mulai tarik minat investor



JAKARTA. Reksadana berbasis mata uang seperti dollar Amerika Serikat (AS) masih diminati investor. Buktinya, hasil penjualan reksadana campuran dalam mata uang dollar AS milik PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen sudah terjual sebanyak US$ 1 juta. Padahal reksadana dengan nama Batavia USD Balanced Asia (BUBA) ini baru diluncurkan pada 13 Desember 2010. Associate Director Mutual Fund Sales and Marketing Batavia, Karma P siregar mengatakan, Reksadana campuran banyak diminati oleh beberapa investor karena memberikan bunga yang cukup tinggi. “Lebih tinggi dari deposito,” ujarnya, Kamis (10/2).

Sayang, imbal hasil reksadana BUBA masih minus 0,5%. "Nilai aset saham dan obligasi kemarin turun jadi return kita juga negatif," kilah Karma.Batavia memang tidak menargetkan secara khusus target perolehan imbal hasil. Namun dengan kondisi seperti sekarang, Karma memprediksi return yang diperoleh reksadana BUBA bisa mencapai 4% - 6% selama setahun. Adapun portfolio reksadana anyar ini 5% - 79% di instrumen surat utang, 1% - 30% pada instrumen saham di Asia selain Jepang. "Patokannya adalah indeks MSCI," imbuh Karma. Batavia menargetkan bisa memperoleh dana kelolaan US$ 50 juta sepanjang 2011. "Kami menggandeng beberapa agen penjual seperti Bank HSBC dan Commonwealth Bank," kata dia. Karma mengaku, saat ini Batavia memilih lebih konsen terhadap reksadana saham yang sudah diterbitkan. Tapi, Batavia juga akan membuat 8 produk baru terproteksi dan satu produk reksadana terbuka."Kami masih belum menentukan jenis reksadana apa yang akan rilis di tahun ini," tutur Karma. Batavia akan melihat situasi pasar dalam menentukan jenis reksadana yang akan diminati kemudian hari. Batavia menargetkan selama 2011 ini bisa mendapatkan dana kelolaan Rp 12,5 triliun. Padahal sampai saat ini total dana kelolaan Batavia baru Rp 9,6 triliun. Menurut Karma dana kelolaan mereka naik dari akhir tahun 2010 kemarin yang hanya sebesar Rp 9 triliun."Peningkatan dana kelolaan tersebut berasal dari subscription baru dari beberapa reksadana saham dan reksadana baru BUBA ini," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: