Reksadana dan Deposito menjadi andalan portfolio investasi perusahaan asuransi



JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi mempertahankan sikap konservatif dalam berinvestasi tahun ini. Mereka tetap membiakkan sebagian besar dana kelolaannya di instrumen berisiko rendah. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 2010 yang melonjak 46%, rupanya tak mempan merayu asuransi untuk memindahkan portofolio mereka ke saham.

Pengelola asuransi berpendapat, berinvestasi langsung di saham adalah pilihan terakhir. Sebab, kondisi bursa masih tidak menentu dan fluktuasi harga saham saat ini sangat bergantung pada arah pemulihan ekonomi global.

Asuransi Jiwasraya termasuk yang hati-hati dalam berinvestasi. Direktur Jiwasraya Hary Prasetyo mengatakan, tahun ini perusahaannya menempatkan 60%-70% dana di reksadana, tak berbeda dengan strategi tahun lalu. Sementara investasi di saham maksimal 5% dan obligasi 10%. “Sisanya kami taruh di deposito. Ini untuk jaga-jaga likuiditas,” katanya, Senin (17/1).


Reksadana menjadi pilihan Jiwasraya karena risikonya lebih ringan dan hasil investasinya cukup optimal. Hary tak ingat persis berapa besar dana yang ditempatkan di reksadana berbasis saham, obligasi, SUN ataupun aset lain. “Kalau investasi langsung di saham saat ini, ngeri. Selama semester satu ini, kami enggak berinvestasi di saham dulu,” katanya.

Meski menjauhi pasar saham, kinerja investasi Jiwasraya cukup baik. Per November 2010 lalu, hasil investasi nya tercatat sebesar Rp 660 miliar. Perolehan ini sekitar 106% dari target 2010 sebesar Rp 620 miliar. Mengacu pada posisi kuartal III-2010, total dana investasinya sebesar Rp 5,7 triliun dan asetnya senilai Rp 6,1 triliun.

Berbeda dengan Jiwasraya, Asuransi Jiwa InHealth Indonesia akan memperbanyak penempatan dananya di deposito. Tidak tanggung-tanggung, porsinya mencapai 60% dari total dana kelolaan Inhealth. Direktur Inhealth, Rosa Ginting mengatakan, produk perbankan ini merupakan lahan paling aman berinvestasi dan imbal hasilnya tidak mengecewakan. Maklum, dana yang ditempatkan berjumlah besar, sehingga perusahaan nya bisa mendapatkan bunga premium (special rate).

Inhealth membiakkan 40% dana kelolaannya di reksadana dan obligasi. Rosa mengatakan, pihaknya bermain aman dalam berinvestasi karena skala usaha Mereka saat ini masih tergolong kecil. “Kami tak tertarik ke saham, risikonya terlalu besar,” katanya.

Total investasi Inhealth di tahun 2010 mencapai Rp 36 miliar. Jumlah ini di atas target yang sebesar Rp 32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: