Reksadana dollar masih mekar



JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap berbasis dollar Amerika Serikat (AS) menunjukkan kinerja yang prima selama sembilan bulan pertama tahun ini. Merujuk ke data Infovesta, rata-rata return reksadana fixed income dollar adalah 6,28%. Khusus untuk September, rata-rata return reksadana ini sebesar 1,05%.

Kinerja terbaik dicetak oleh reksadana racikan CIMB Principal Asset Management, yakni CIMB Principal Dollar Bond. Produk itu membukukan return sebesar 7,43% year to date. Sedang return CIMB Principal Dollar Bond selama September 1,19%.Fadlul Imansyah, Vice President Head of Investment PT CIMB Principal Asset Management, mengatakan, kinerja reksadana berbasis dollar AS, ditopang oleh niat investor mengamankan portofolionya di saat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah.

Investor juga memburu obligasi berbasis dollar. Akibatnya, permintaan obligasi menjadi naik dan mendorong kenaikan dollar AS. Hal itu membuat kinerja reksadana berbasis dollar ikut berkilau.


Saat ini, CIMB Principal Dollar Bollar Bond menyimpan sebagian besar, tepatnya 80%, dari dana kelolaan dalam bentuk obligasi global terbitan pemerintah. "CIMB mengandalkan obligasi bertenor panjang," ujar dia.

Adapun dana kelolaan CIMB Principal Dollar Bond saat ini sebesar Rp 220 miliar. Sementara total dana kelolaan CIMB Principal Asset Management sebesar Rp 1,7 triliun.

Pertahankan strategi

Kinerja reksadana pendapatan tetap berbasis Dollar AS milik PT MNC Asset Management, yakni MNC Dana Dollar juga ciamik. Return yang dicetak reksadana itu sepanjang Januari-September sebesar 4,79%. Sedang, kinerja reksadana ini sepanjang bulan lalu 0,39%.

Suwito Haryatno, Direktur MNC Asset Management, menjelaskan, nasabah yang masuk ke reksadana dollar AS cenderung memiliki orientasi jangka panjang. Per 15 Oktober 2012, jumlah dana kelolaan MNC Dana Dollar mencapai US$ 8 juta. Dana kelolaan itu tumbuh 175,8% sejak Desember 2011.

Adapun dana kelolaan MNC Dana Dollar disimpan di obligasi korporasi dan SUN berdenominasi dollar AS. Obligasi korporasi dipilih karena memberi yield lebih tinggi. Sementara, SUN berbasis dollar memiliki likuiditas yang lebih tinggi. "Kami akan tetap mempertahankan strategi seperti ini," ujar Suwito.

Sementara, produk milik PT Mandiri Manajemen Investasi, yakni Investa Dana Dollar Mandiri, membukukan return positif sebesar 1,19% pada September 2012. Jika dihitung dari awal tahun, reksadana itu telah membukukan return sebesar 6,53%.

Analis PT Infovesta Utama, Theodorus Praska Putrantyo, menjelaskan, ada dua hal utama yang dapat mempengaruhi kinerja reksadana pendapatan tetap berbasis dollar AS. Pertama, adalah tren pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.  Kedua,  prospek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini