Reksadana Indeks Dinilai Masih Prospektif pada Tahun 2024, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks saham yang kerap kali menjadi acuan reksadana indeks terlihat negatif di awal 2024. Per Kamis (25/1), LQ45 tercatat turun 1,11% secara year to date (YtD), IDX30 merosot 1,70%, dan SRI-KEHATI minus 0,43%.

Meskipun begitu, Direktur Panin Asset Management (AM) Rudiyanto mengatakan, prospek reksadana indeks tetap menarik pada tahun 2024. Ada sejumlah sentimen yang mendukung kenaikan kinerja reksadana indeks ini. 

Pertama, siklus kenaikan suku bunga acuan di negara maju, termasuk The Fed diperkirakan telah berakhir dan mulai menurun pada tahun ini. Kejelasan arah kebijakan moneter di negara maju tersebut mendorong meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan mengurangi tekanan pelemahan nilai tukar, termasuk Indonesia.


Sentimen pendukung kedua berasal dari konsumsi domestik yang akan meningkat dikarenakan adanya aktivitas kampanye. Ketiga, pergerakan tingkat inflasi terjaga di tahun 2024.

Baca Juga: BRI Manajemen Investasi Catat Peningkatan AUM Reksadana Sebesar 13% pada 2023

"Reksadana indeks diprediksi masih tetap diminati oleh investor dan masih memiliki potensi pertumbuhan lebih baik dari tahun sebelumnya," kata Rudiyanto saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/1). 

Rudiyanto mencatat, dua produk reksadana indeks yang Panin AM kelola menorehkan return yang lebih tinggi dari indeks acuannya. Panin IDX 30 Kelas A menghasilkan return 6,04% pada 2023 dan Panin Sri Kehati Kelas A sebesar 6,90%

Angka ini melampaui return indeks IDX30 sepanjang 2023 yang sebesar 1,45% dan indeks SRI-KEHATI sebesar 4,79%.

Untuk tahun 2024, Rudiyanto menargetkan, kinerja reksadana indeks Panin AM setidaknya sama dengan kinerja indeks acuan.

"Namun, jika memungkinkan memberikan alpha positif," ucap Rudiyanto. 

Secara keseluruhan, Panin AM menilai nilai wajar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2024 dapat mencapai level 8.100. Target ini mencerminkan kenaikan 11,37% dari level penutupan 2023 di 7.272,79.

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi pun menilai, prospek reksadana indeks masih menarik pada tahun ini. Sejauh ini, prediksi laba bersih para emiten yang menjadi konstituen indeks-indeks acuan tersebut di tahun ini masih cukup baik.

Baca Juga: Perluas Jangkauan Produk, Eastspring Indonesia Gandeng Cermati Invest

Menurut Eri, mayoritas indeks saham Indonesia didominasi saham big 4 banks. Tahun ini, kinerja bank-bank besar tersebut diprediksi masih baik, mungkin tidak setinggi tahun lalu tapi cukup stabil. Sementara itu, kinerja saham-saham lainnya akan cukup bervariasi. 

Lebih lanjut, faktor utama yang akan menggerakkan pasar saham pada tahun ini adalah pergerakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. 

"Semua menunggu AS menurunkan suku bunga supaya juga bisa ikutan menurunkan suku bunga atau setidaknya mengurangi tekanan di mata uang yang selanjutnya akan berefek positif ke pasar saham," tutur Eri. 

Reksadana indeks unggulan BPAM  Batavia LQ 45 Plus mencatatkan kinerja positif pada 2023. Reksadana indeks ini menghasilkan return 5,55% YtD, lebih tinggi dari benchmark, yakni indeks LQ45 sebesar 3,56%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi