Reksadana Indeks Kian Menarik Saat Suku Bunga Acuan Dipangkas



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reksadana indeks dipandang memiliki perbandingan risiko-imbalan atau risk-reward yang menarik. Potensi pemangkasan suku bunga acuan di akhir tahun dapat memacu performa indeks bergerak naik.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2024, dana kelolaan reksadana indeks sebesar Rp 11,21 triliun, naik sekitar 5,57% secara bulanan. AUM reksadana indeks di akhir kuartal kedua ini juga terlihat sudah rebound 14,28% dibandingkan Rp 9,8 triliun pada akhir kuartal pertama 2024.

Direktur Investasi BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih masih meyakini bahwa potensi reksadana indeks sebagai alternatif investasi. Terutama, saat ini valuasi IHSG dan indeks-indeks mayor di BNI AM memiliki valuasi yang sangat atraktif.


Di samping itu, beberapa overhang sudah mulai berkurang seiring dengan risiko pemilu yang sudah dilewati, kondisi pelemahan daya beli masyarakat dari dampak El Nino juga relatif terbatas.

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Indeks Terangkat Pulihnya Kinerja Indeks Saham

“Serta kondisi suku bunga yang sudah memuncak dan diperkirakan akan turun menjadikan instrumen reksadana indeks memiliki risk-reward yang menarik,” jelas Putut kepada Kontan.co.id, Senin (29/7).

 Adapun selama periode April – Juni 2024, Putut memaparkan, produk reksadana indeks kelolaan BNI AM mengalami koreksi yang sejalan dengan acuan (benchmark) indeksnya. Hal itu dipandang akibat kondisi pasar saham pada kuartal kedua menurun. IHSG turun 3,09% dan saham big caps melemah lebih dalam, seperti LQ45 -9,96% dan IDX30 -11,61%.

Namun dalam sebulan terakhir, IHSG terpantau rebound atau berbalik menguat sekitar 1,33% MoM. Indeks LQ45 dan IDX30 juga meningkat masing-masing 1,87% MoM dan 2,48% MoM per Juni 2024.

Putut bilang, strategi pengelolaan reksadana indeks BNI-AM adalah meniru (mimicking) kinerja indeks acuannya yaitu representasi harga saham dari underlying emiten yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria sesuai dengan tema produk yang diusung.

“Strategi kami untuk mengelola reksadana seefisien mungkin dan menjaga alokasi bobot reksadana agar semirip mungkin dengan alokasi pada indeks acuan,” ujar Putut.

Baca Juga: Cermati Invest dan Samuel Aset Manajemen Hadirkan Produk Reksa Dana Unggulan

Asal tahu saja, cara menilai keberhasilan reksadana indeks biasanya dengan melihat selisih kinerja produk dan acuannya. Selisih ini disebut juga tracking error. Selisih yang kecil, bahkan jika skornya nol, menandakan nilai performa reksadana tersebut sempurna karena berhasil menyamai acuannya.

Sejauh ini, BNI AM telah mengelola 8 produk reksadana indeks diantaranya Reksa Dana BNI-AM Indeks IDX30 (BNI30), Reksa Dana BNI-AM Sri-Kehati Kelas R1, Reksa Dana Indeks BNI-AM Sharia Growth.

BNI AM berencana akan melengkapi lebih banyak produk reksadana indeks dengan indeks acuan yang beragam salah satunya indeks luar negeri (offshore). Namun produk tersebut kemungkinan belum akan diterbitkan di tahun 2024 ini.

“Kami belum merencanakan untuk menerbitkan reksadana offshore dengan pertimbangan masih menunggu timing perekonomian global yang lebih kondusif dan tumbuhnya minat dari investor baik nasabah institusi ataupun ritel,” tandas Putut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati