Reksadana indeks masih menarik



JAKARTA. Reksadana indeks berbasis saham LQ45 mencatatkan kinerja cukup baik di tahun ini. Hanya saja, analis memprediksi, kinerja reksadana indeks LQ 45 akan sulit melampaui kinerja reksadana indeks harga saham gabungan (IHSG).

Direktur Utama PT Infovesta Utama, Parto Kawito, mengatakan, return reksadana indeks LQ45 akan mengikuti kinerja saham yang tergabung dalam kelompok LQ45. Saat ini, kinerja indeks LQ45 sebesar 10,28% year-to-date. Adapun, kinerja IHSG sebesar 13,21% year-to-date.

Reksadana indeks, kata Parto, cocok untuk investasi jangka panjang. Itu lantaran masih sedikit reksadana saham yang return-nya mampu mengalahkan kinerja IHSG. "Saat ini cuma sekitar 25% atau 33% dari total reksadana saham yang bisa mengalahkan IHSG," kata dia, kemarin.


Hingga kini, terdapat dua reksadana indeks berbasis LQ45. Keduanya adalah Kresna Indeks Syariah 45 yang dikelola PT Kresna Asset Management, serta reksadana Indeks OSK Nusadana LQ45 Tracker, yang dikelola PT OSK Nusadana Asset Management.

Selain indeks LQ45, para manajer investasi (MI) juga mulai melirik untuk mengemas produk reksadana berbasis indeks IDX30. Indeks ini terdiri dari 30 saham yang konstituennya dipilih dari konstituen indeks LQ45.

Awal Oktober lalu, Indo Premier Investment Managamenet sudah merilis produk exchange rate fund (ETF) berbasis indeks IDX 30.

Nah, terbaru, PT CIMB Principal Asset Management bakal meluncurkan reksadana indeks IDX30 bernama CIMB-Principal Index IDX 30. Reksadana ini akan resmi dipasarkan 27 November 2012.

Direktur CIMB Principal Asset Management, Gunanta Afrima, bilang, reksadana ini dikelola secara pasif, sehingga imbal hasil investasi setara dengan kinerja Indeks IDX 30. Sekadar informasi, semenjak diperdagangkan pada 23 April 2012, kinerja indeks IDX 30 hingga kini hanya mencetak pertumbuhan sebesar 4,68%. 

Untuk diversifikasi

Reksadana ini akan menempatkan sekitar 80% hingga 100% dana kelolaan pada saham yang terdaftar dalam Indeks IDX 30. Sisanya bisa ditempatkan pada instrumen pasar uang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Direktur Utama PT CIMB Principal Asset Management, Reita Farianti, mengatakan, minimum investasi awal  produk ini sekitar Rp 100.000. "Kami ingin penetrasi pasar yang luas sehingga  minimum investasi ditetapkan di nilai yang kecil,"  kata Reita.

Instrumen ini ditargetkan bisa menggaet dana kelolaan sekitar Rp 30 miliar-Rp 50 miliar dalam satu hingga dua bulan mendatang. Hingga kini, total dana kelolaan CIMB mencapai Rp  1,8 triliun. Dari total dana itu , sekitar Rp 1,7 triliun merupakan reksadana. Sisanya merupakan kontrak pengelolaan dana (KPD).

Parto berpendapat, return reksadana indeks IDX30 ini akan memberikan return di bawah reksadana indeks berbasis LQ 45. Sebab, indeks IDX 30 hanya berisi kumpulan saham berkapitalisasi besar yang diambil dari LQ45. Padahal, 15 saham lainnya dalam LQ45 justru berpotensi memberikan return yang tinggi.

"Sebab 15 saham lain di LQ45 merupakan saham-saham yang lebih kecil dengan risiko yang lebih besar. Tentu return yang diberikan akan lebih tinggi dibandingkan kumpulan saham dalam IDX30," papar Parto.

Meski begitu, Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, produk ini masih menarik untuk investor pemula. "Investor berpengalaman pun bisa menjadikan  reksadana itu untuk diversifikasi investasi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini