JAKARTA. PT Indopremier Asset Management (IPIM) resmi mencatatkan produk reksadana Exchange Traded Fund (ETF) IDX30 (XIIT), pada hari Selasa (30/10) di Bursa Efek Indonesia (BEI).Acara ini dibuka oleh Urip Budiprastyo , Direktur Pengawasan BEI. Urip menyambut baik peluncuran produk reksadana yang terbilang masih langka di pasar modal Indonesia. Asal tahu saja, saat ini, hanya IPIM yang sudah meluncurkan produk reksadana ETF.Kata Urip, produk reksadana ini akan diperjualbelikan langsung di bursa dan pergerakaan nilainya mengikuti tren pergerakan indeks acuannya, IDX30."Produk ini bagus untuk pemula yang ingin bermain saham, khususnya bermain di IDX 30," kata Urip Selasa (30/10).John D Item, Presiden Direktur IPIM mengatakan, produk ini memiliki resiko yang lebih rendah dibanding bermain saham IDX30 langsung. Kelebihan lainnya adalah memberikan kemudahan bertransaksi kepada investor."Tentunya, produk ini juga menambah instrumen kepada investor untuk berinvestasi," tegas John. John optmistis, produk ini akan berkembang di Indonesia. "Produk ini juga sudah populer di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Hongkong," lanjut John.Indopremier securities akan menjadi salah satu dealer participant. Noviono Darmosusilo, Direktur Indopremier Securities, mengatakan sudah mempersiapkan Market Making Elektronik, mesin khusus untuk produk ini. Dia pun optimistis transaksi yang terjadi bisa sebesar Rp 50 miliar per hari.John memperkirakan, ETF IDX 30 bisa memberikan return berkisar 20% hingga 25% per tahun. John menargetkan bisa menggenggam dana kelolaan Rp 100 miliar. Target produk ini adalah investor ritel dan institusi.Minimal investasi produk ini Rp 35 juta di pasar primer. Nilai tersebut setara dengan satu basket yang berisi 200 lot saham. Satu lot saham Rp 190.000. "Pembelian di pasar sekunder lebih murah karena investor bisa membeli 1 lot saja," ujar dia.Produk ini bisa memperkecil risiko produk karena ada 30 saham di satu produk sebagai diversifikasi. Keuntungan lain, fleksibilitas. Artinya, investor bisa menambah atau mengurangi portofolio saat perdagangan. "Harga beli atau jual adalah harga yang saat itu tercatat, bukan harga penutupan di hari sebelumnya," kata John.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Reksadana Indopremier IDX30 resmi listing di BEI
JAKARTA. PT Indopremier Asset Management (IPIM) resmi mencatatkan produk reksadana Exchange Traded Fund (ETF) IDX30 (XIIT), pada hari Selasa (30/10) di Bursa Efek Indonesia (BEI).Acara ini dibuka oleh Urip Budiprastyo , Direktur Pengawasan BEI. Urip menyambut baik peluncuran produk reksadana yang terbilang masih langka di pasar modal Indonesia. Asal tahu saja, saat ini, hanya IPIM yang sudah meluncurkan produk reksadana ETF.Kata Urip, produk reksadana ini akan diperjualbelikan langsung di bursa dan pergerakaan nilainya mengikuti tren pergerakan indeks acuannya, IDX30."Produk ini bagus untuk pemula yang ingin bermain saham, khususnya bermain di IDX 30," kata Urip Selasa (30/10).John D Item, Presiden Direktur IPIM mengatakan, produk ini memiliki resiko yang lebih rendah dibanding bermain saham IDX30 langsung. Kelebihan lainnya adalah memberikan kemudahan bertransaksi kepada investor."Tentunya, produk ini juga menambah instrumen kepada investor untuk berinvestasi," tegas John. John optmistis, produk ini akan berkembang di Indonesia. "Produk ini juga sudah populer di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Hongkong," lanjut John.Indopremier securities akan menjadi salah satu dealer participant. Noviono Darmosusilo, Direktur Indopremier Securities, mengatakan sudah mempersiapkan Market Making Elektronik, mesin khusus untuk produk ini. Dia pun optimistis transaksi yang terjadi bisa sebesar Rp 50 miliar per hari.John memperkirakan, ETF IDX 30 bisa memberikan return berkisar 20% hingga 25% per tahun. John menargetkan bisa menggenggam dana kelolaan Rp 100 miliar. Target produk ini adalah investor ritel dan institusi.Minimal investasi produk ini Rp 35 juta di pasar primer. Nilai tersebut setara dengan satu basket yang berisi 200 lot saham. Satu lot saham Rp 190.000. "Pembelian di pasar sekunder lebih murah karena investor bisa membeli 1 lot saja," ujar dia.Produk ini bisa memperkecil risiko produk karena ada 30 saham di satu produk sebagai diversifikasi. Keuntungan lain, fleksibilitas. Artinya, investor bisa menambah atau mengurangi portofolio saat perdagangan. "Harga beli atau jual adalah harga yang saat itu tercatat, bukan harga penutupan di hari sebelumnya," kata John.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News