Reksadana Pasar Uang Masih Jadi Andalan Saat Suku Bunga Acuan Ditahan



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reksadana Pasar Uang (RDPU) masih bisa menjadi instrumen investasi jangka pendek andalan saat suku bunga ditahan. Selain imbal hasil, RDPU cocok sebagai tempat menyimpan dana sementara di tengah kondisi ketidakpastian.

Direktur Utama STAR AM Hanif Mantiq mengatakan, reksadana pasar uang tetap jadi pilihan menarik saat suku bunga ditahan. Hal itu karena performa aset dasar (underlying asset) reksadana pasar uang cenderung stabil.

Hanif menilai, keputusan Bank Indonesia (BI) pada Rabu (16/10) yang menahan suku bunga acuan pada level 6% di tengah era pemangkasan suku bunga global dan konflik timur tengah, tentunya memberikan dampak positif bagi pasar modal.


Berkat keputusan tersebut, pasar keuangan domestik menjadi lebih atraktif, mengingat saat ini terdapat selisih sebesar 100 bps antara BI rate dengan Fed Rate.

Satu hari pasca keputusan BI menahan suku bunga,  kinerja imbal hasil obligasi jangka pendek mengalami peningkatan yang tercermin dari Indonesia 3M Gov Bond sebesar 0,123% menjadi 6,19% dan Indonesia 1M Gov Bond 0,096% menjadi 6,15%.

Sedangkan, kinerja reksadana pasar uang berdasarkan Infovesta Money Market Fund Index berada di level 0,016% secara harian.

Baca Juga: Reksadana Saham Kembali Unjuk Gigi, Ini 5 yang Memiliki Return Terbaik

Reksadana pasar uang juga terbukti lebih baik daripada investasi jangka pendek lainnya seperti deposito. Berdasarkan Infovesta Money Market Fund Index, reksadana pasar uang dapat memberikan imbal hasil (return) sebesar 0.458% secara bulanan (MoM), dibandingkan dengan rata-rata bunga deposito perbankan untuk tenor satu bulan sebesar 0.33%.

"Oleh karenanya, reksadana pasar uang masih menjadi salah satu pilihan investasi khususnya bagi investor yang membutuhkan instrumen investasi jangka pendek," jelas Hanif kepada Kontan.co.id, Kamis (17/10).

Namun, daya tarik reksadana pasar uang ke depannya mungkin bakal berkurang apabila suku bunga acuan dipangkas. Hal itu karena dipangkasnya suku bunga acuan dapat membuat bunga deposito ataupun yield obligasi ikut turun.

Hanif berujar, ke depannya sentimen global meliputi perkembangan ekonomi dan geopolitik tentu masih akan memengaruhi kinerja pasar modal, tidak terkecuali performa imbal hasil reksadana pasar uang.

Dengan kondisi tersebut khususnya menghadapi era penurunan suku bunga global, STAR AM bakal menerapkan strategi diversifikasi pada komposisi portofolio produk reksadana pasar uang. STAR AM selaku Manajer Investasi (MI) akan meningkatkan proporsi obligasi korporasi dan memperkecil proporsi deposito dan kas/setara kas.

Adapun produk unggulan kelolaan STAR AM yaitu STAR Money Market dan STAR Money Market Sharia yang menawarkan imbal hasil sekitar 5%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito yang berada di kisaran 4.25%.

Selanjutnya: Rupiah Kembali Menguat Terhadap Dolar AS, Kamis (17/10), Simak Sentimen Pendukungnya

Menarik Dibaca: Promo Padang Merdeka Oktober-November 2024, Gratis Telur Dadar via Digibank

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari