Reksadana pasar uang masih untung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham dan obligasi yang tertekan sepanjang semester satu lalu membuat rata-rata kinerja reksadana memerah. Alhasil, hanya reksadana pasar uang yang masih mampu mencetak keuntungan di enam bulan pertama 2018 lalu.

Mengutip data Infovesta Utama, reksadana pasar uang mencetak keuntungan rata-rata 1,90% sepanjang Juni lalu, sebagaimana tercermin dari kenaikan indeks Infovesta Money Market Fund.

Sementara reksadana saham tercatat mengalami kerugian rata-rata 5,94%. Reksadana saham mencetak kinerja paling buruk di antara reksadana lainnya. Meski begitu, kinerja reksadana saham masih lebih baik ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 8,76%.


Kinerja reksadana campuran dan pendapatan tetap pun tak kalah memprihatinkan. Masing-masing mencetak penurunan 3,95% dan 3,80% sepanjang semester I-2018 ini.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, reksadana pasar uang bisa mencetak return tinggi karena Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan tiga kali. Hal ini membuat banyak produk reksadana pasar uang memperoleh keuntungan dari kenaikan yield obligasi serta bunga spesial dari deposito.

Hal tersebut antara lain dialami Reksadana Prospera Dana Lancar dari Prospera Asset Management, yang 70% portofolionya di obligasi korporasi. Eric Sutedja, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management, mengatakan, strategi tersebut membuat reksadananya bisa mencetak return 3,12%.

Prospera Dana Lancar meraih peringkat kelima sebagai reksadana pasar uang berkinerja terbaik sepanjang tahun ini. "Meski suku bunga naik, strategi kami masih sama, yakni banyak taruh di obligasi. Efek return yang nanti akan didapat masih bagus. Jadi memang kami meminimalkan deposito, karena pajak deposito juga lebih besar ketimbang obligasi," kata Eric.

Potensi saham

Walau rata-rata kinerja reksadana saham merah, tapi masih ada produk reksadana saham yang mencetak kinerja positif. Reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund milik Sucor Asset Management berhasil menjadi salah satu reksadana saham yang mencetak imbal hasil dua digit, yakni mencapai 19,8% pada enam bulan pertama 2018.

Jemmy Paul Wawointana, Plt CEO Sucor Asset Management, menjelaskan, produk reksadana miliknya berhasil mencetak kinerja ciamik karena memilih saham di sektor komoditas dan pertambangan seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). "Apalagi saat ini, harga komoditas naik terus. Ini membuat potensi kenaikan kinerja masih terbuka berkat sektor ini," kata Jemmy.

Wawan pun sepakat, kinerja reksadana saham masih berpotensi tumbuh di sisa tahun ini. Bahkan ia yakin rata-rata return reksadana saham bisa mencapai 8%-10% hingga akhir tahun. Angka ini lebih tinggi dari imbal hasil reksadana pasar uang yang hanya 5%.

Ini bisa terjadi karena saat ini kinerja reksadana saham masih lebih baik ketimbang pergerakan IHSG. "Para manajer investasi telah memilih saham dengan baik, karena bisa mengalahkan kinerja IHSG, berbeda dengan tahun lalu ketika IHSG bullish, kinerja indeks reksadana saham cenderung di bawah IHSG," urai Wawan.                               n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia