Reksadana pasar uang paling moncer di kuartal pertama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas pasar saham dan pasar obligasi meningkat di tengah pandemi corona yang masih menyelimuti. Namun, kinerja reksadana pasar uang jadi yang paling unggul di sepanjang kuartal I-2020.

Berdasarkan data Infovesta Utama, rata-rata kinerja reksadana pasar uang yang tercermin dalam Infovesta 90 Money Market Fund Index tumbuh 1,29% selama kuartal I-2020. Kinerja tersebut jadi yang paling tinggi di antara kinerja reksadana jenis lain.

Di tengah volatilitas pasar yang tinggi, beberapa reksadana pasar uang justru mencatatkan pertumbuhan kinerja stabil dan unggul. Infovesta mencatat, reksadana Bahana Revolving Fund milikĀ  Bahana TCW Investment tumbuh 1,84% di sepanjang kuartal I-2020 dan menempati urutan dua tertinggi.


Baca Juga: Kejagung sita rekening efek dari ratusan reksadana Rp 5,8 triliun di kasus Jiwasraya

Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo mengatakan strategi portofolio reksadana tersebut adalah menaruh semua aset di deposito. "Tidak ada aset di obligasi," kata Soni. Deposito bank yang dipilih tentunya memiliki fundamental kuat dan kompetitif dalam memberikan bunga.

Soni memproyeksikan kinerja reksadana pasar uang di tahun ini akan lebih tinggi dibanding deposito. Dengan karakteristik reksadana pasar uang yang likuid, Soni menilai reksadana ini bisa sangat berguna saat volatilitas pasar tinggi dan ketika obligasi korporasi jarang ada pembelinya di pasar.

Baca Juga: Ada 46 manajer investasi dipanggil Kejagung, AMII: Investor jangan khawatir

Senada, Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menyarankan bagi investor yang tidak berani masuk ke reksadana berbasis saham maupun obligasi karena volatilitasnya yang tinggi, reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan investasi yang menarik di sepanjang tahun ini.

Reksadana Sucorinvest Sharia Money Market dan Sucorinvest Money Market juga berkinerja unggul menempati posisi tertinggi keempat dan kelima dengan kinerja tumbuh masing-masing 1,79% dan 1,78% di kuartal I-2020.

Baca Juga: Reksadana pendapatan tetap jawara di kuartal pertama 2020

Dimas mengatakan racikan portofolio yang diterapkan adalah memegang 62% di kas dan 38% di obligasi bertenor kurang dari satu tahun. Ke depan, Dimas akan menerapkan pengaturan portofolio yang lebih aktif di pasar obligasi untuk memanfaatkan kesempatan ambil untung bila kinerja pasar obligasi mulai pulih.

Saat pasar obligasi masih cenderung terkoreksi, maka Dimas akan memanfaatkan kondisi tersebut untuk membeli obligasi di harga rendah. Namun, porsi aset obligasi ia batasi tidak lebih dari 60%.

Dengan strategi tersebut, Dimas memperkirakan kinerja reksadana pasar uang bisa tumbuh 6,2% di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati