KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap dinilai akan menjadi kelas aset paling prospektif di tahun 2023. Performa pasar obligasi domestik terus cemerlang seiring tingkat suku bunga yang melandai. Berdasarkan data Infovesta Utama, Reksadana pendapatan tetap berhasil mencetak
return sebesar 2,01% di sepanjang tahun 2022. Performa reksadana pendapatan tetap hanya kalah dari reksadana pasar uang sebesar 2,71%
Head of Fixed Income Trimegah Asset Management (AM) Darma Yudha menilai bahwa reksadana pendapatan tetap punya prospek paling baik di tahun 2023. Hal itu karena melihat potensi pasar obligasi yang terus menguat.
Harga obligasi terus naik yang tercermin dari Indonesia Composite Bond Index (ICBI) saat ini (15/1) di level 348.9012. Secara harian, ICBI telah naik 0,10%. Darma mencermati bahwa penguatan pada harga obligasi didukung oleh aliran masuk dana asing (
inflow) ke Indonesia. Hal tersebut menyusul ekspektasi The Fed bakal menyudahi kenaikan suku bunga.
Baca Juga: Tren Kenaikan Penjualan Reksadana Melalui Fintech Diproyeksi Berlanjut "Kondisi tersebut mendorong investor asing mulai melirik
emerging market terutama Indonesia yang memiliki tingkat
yield baik dan
spread yang masih tinggi," imbuh Darma, Sabtu (14/1). Terlebih, lanjut Darma, fundamental ekonomi bakal didukung oleh adanya implementasi instrumen Devisa Hasil Ekspor (DHE). Pemerintah berencana untuk memperluas kewajiban DHE bagi eksportir tidak hanya eksportir dari sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan perikanan, tapi juga sektor manufaktur. Perluasan cakupan kewajiban DHE bagi sektor manufaktur diperkirakan mendorong stabilitas nilai tukar rupiah sejalan dengan terjaganya
supply dan
demand valas di dalam negeri. Menurut Darma, jika DHE diimplementasikan akan menguatkan rupiah dan likuiditas yang terdorong oleh
inflow ke pasar obligasi. Karena itu, reksadana pendapatan tetap akan lebih bagus dari kelas aset reksadana lain. Dibandingkan reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap yang diisi oleh obligasi bakal jauh lebih moncer. Sebab, suku bunga relatif lebih terbatas yang berdampak pada kenaikan terbatas deposito bagi aset pasar uang.
Baca Juga: Ini Strategi Manajer Investasi Kelola Reksadana Saat IHSG Loyo di Awal Tahun Darma menjelaskan, Trimegah AM sendiri mengandalkan produk Trimegah Dana tetap 2, Trimegah Fixed Income Plan dan Tram Strategic Plus pada kelas aset reksadana pendapatan tetap. Saat ini, Trimegah sudah memulai melakukan
switching atau pergantian ke obligasi tenor panjang karena melihat kenaikan suku bunga yang terbatas sehingga terhindar dari volatilitas harga obligasi. Dia memproyeksikan,
yield SUN acuan 10 tahun akan berkisar 6,3%-6,5% di tahun 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari