Reksadana pendapatan tetap masih jadi yang paling moncer sepanjang tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap rupanya masih jadi reksadana dengan kinerja paling baik sepanjang Januari - November. Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta 90 Fixed Income Fund Index naik 3,45% dalam 11 bulan pertama 2021..

Kinerja tersebut berhasil mengungguli kinerja reksadana pasar uang dan reksadana campuran  yang masing-masing hanya tumbuh 2,93% dan 2,41%. Sementara reksadana saham justru masih terpuruk setelah Infovesta 90 Equity Fund Index koreksi 2,17% diperiode yang sama.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, sejauh ini hanya kinerja reksadana pasar uang yang sudah sejalan dengan proyeksi di awal tahun. Sementara untuk reksadana pendapatan tetap meleset dari target lantaran adanya sentimen tapering yang dilakukan The Fed.


“Sentimen soal tapering ini sempat buat harga SBN jatuh dan akhirnya kinerja reksadana pendapatan tetap meleset dari target kami di awal tahun yang sebesar 6%-7%. Mungkin reksadana pendapatan tetap secara full year kinerjanya hanya sebesar 4%,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (1/12).

Baca Juga: Strategi investasi di tengah munculnya varian baru Covid-19

Sedangkan untuk reksadana saham, Wawan menyebut kinerjanya paling mengecewakan karena meleset jauh dari perkiraan. Padahal, pergerakan IHSG sebenarnya sudah on track dengan proyeksi yang sebesar 10-12%.

Menurut Wawan, IHSG sekarang ini pergerakannya memang tidak menggambarkan kinerja reksadana saham karena penggerak sahamnya juga sudah berbeda.

Dia mencontohkan saham-saham LQ45 dan IDX30 yang jadi portofolio utama pergerakan harganya sangat terpukul ketika ada penyebaran varian Delta dan PPKM Darurat pada medio Juni-Juli silam. Walaupun kinerjanya mulai sempat membaik, tersiarnya kabar varian terbaru, omicron, kembali menghantui kinerja reksadana saham.

Terlebih lagi, dari dalam negeri, pemerintah juga berencana mengetatkan PPKM pada periode jelang libur natal dan tahun baru. Hal ini membuat ekspektasi pertumbuhan di Desember jadi agak turun lantaran aktivitas masyarakat yang akan kembali dibatasi. Walau tertekan di bulan November, Wawan optimistis pada bulan ini kinerja reksadana saham akan membaik.

“Akan ada window dressing yang akan membantu kembali mengangkat IHSG kembali ke level 6.700-an. Kinerja reksadana saham seharusnya akan terangkat, karena pada periode ini saham-saham dari indeks LQ45 atau IDX30 yang jadi portofolio utama reksadana saham akan jadi incaran para investor,” imbuh Wawan.

Baca Juga: HPAM optimistis kinerja reksadana campuran tetap positif

Sementara ke depan, Wawan memperkirakan masih banyak ketidakpastian terkait varian Covid-19 terbaru. Alhasil, pasar masih akan cenderung wait and see sembari melihat seperti apa perkembangannya. Namun, ia memperkirakan dampaknya tidak akan terlalu parah mengingat tingkat vaksinasi yang lebih baik.

Jika dengan asumsi pemulihan ekonomi berjalan lancar dan lebih baik dari tahun ini, proyeksinya IHSG dan reksadana saham bisa tumbuh di kisaran 10%. Sementara untuk reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang masing-masing 6% dan 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari