Reksadana pendapatan tetap moncer, ini faktornya



JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate ke level 7,25% ikut mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap year to date (YTD) Januari 2016 sebesar 1,93%.

"Penurunan suku bunga BI di pertengahan Januari lalu membantu meningkatkan sentimen industri dan memberikan apresiasi harga obligasi di Indonesia," ujar Analis Infovesta Utama Mark Prawirodidjojo, Rabu (3/2).

Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat Indonesia Composite Bond Index (ICBI) YTD 3 Februari 4,01% dari 190.980 menjadi 190.633. INDOBeX Composite Clean Price yang menunjukkan harga obligasi juga naik 3,25%. Sedangkan INDOBeX Composite Effective Yield minus 6,59% pada periode yang sama.


Selain itu, menurut Mark, kebijakan ekonomi pemerintah hingga jilid IX juga menopang kinerja obligasi yang menjadi aset dasar reksadana pendapatan tetap. Kebijakan tersebut menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Dari luar negeri, faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global terutama Tiongkok meningkatkan daya tarik Indonesia yang memiliki pertumbuhan stabil. Indonesia juga memiliki prospek yang masih menarik untuk melakukan investasi," tutur Mark.

Kondisi tersebut juga ditambah adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi sehingga mendorong bank sentral untuk menerapkan kebijakan moneter longgar, terutama di Eropa dan Jepang. Di mana, kawasan tersebut menerapkan kebijakan suku bunga acuan rendah serta menggelontorkan stimulus ekonomi.

"Perkembangan terakhir adalah bank sentral Jepang menerapkan suku bunga acuan dibawah 0% sehingga membuat obligasi Indonesia menjadi semakin menarik," papar Mark.

Infovesta meramal, rata-rata return reksadana pendapatan tetap hingga akhir tahun akan tumbuh di antara 7% - 8%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto