Reksadana proteksi jadi pilihan menarik di tengah pasar yang fluktuatif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para Manajer Investasi (MI) menyebut reksadana terproteksi masih menjadi salah satu instrumen investasi yang layak dipilih. Terlebih dengan kondisi saat ini di mana persebaran virus corona telah membuat pasar menjadi bergejolak dan diselimuti ketidakpastian.

Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P Tamba menyebut sejauh ini minat para investor terhadap reksadana terproteksi masih cukup besar. Terutama dari segi nasabah institusional.

Marsangap menilai faktor proteksi atas nilai pokok investasi sampai jatuh tempo menjadi salah satu penyebab diminatinya reksadana terproteksi.


Baca Juga: Danareksa Investment Management: Daya tarik reksadana terproteksi saat ini lebih kuat

“Adanya proteksi tersebut membuat investor dapat lebih memprediksi imbal hasil yang diperoleh dengan disesuaikan dengan risiko yang menyertai produk ini,” kata Marsangap ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (1/4).

Hal yang sama juga dituturkan oleh Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin. Menurutnya, mekanisme proteksi tersebut setidaknya membuat pembagian hasil investasi yang diterima nasabah akan memiliki NAB minimal sama dengan pokok investasi yang terproteksi.

“Namun daya tarik utama reksadana terproteksi saat ini adalah pembagian hasil investasi tetap secara stabil yang dapat lebih tinggi dibandingkan bunga deposito maupun kupon SUN,” tutur Toufan.

Dari segi prospek, Marsangap juga optimistis reksadana terproteksi masih memiliki prospek yang baik. Ia berkaca dari market share reksadana terproteksi yang menjadi terbesar dibanding reksadana lainnya.

Baca Juga: Investasi emas paling bersinar di kuartal I 2020, bagaimana prospeknya ke depan?

Marsangap bilang market share reksadana terproteksi per akhir Februari 2020 sebesar 29% dari total reksadana.

Sementara Toufan juga menyongsong optimisme yang serupa. Menurutnya reksadana terproteksi masih akan menarik minat para investor. Pasalnya reksadana terproteksi bisa menjadi alternatif bagi nasabah yang ingin mengurangi eksposure risiko pada pasar saham yang sedang fluktuatif.

“Selain itu yield obligasi sudah kembali mencapai level yang menarik di tengah penurunan suku bunga belakangan ini,” pungkas Toufan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto