JAKARTA. Di tengah bursa saham yang fluktuatif menjelang pemilihan umum presiden (pilpres), sejumlah manajer investasi (MI) giat menerbitkan reksadana saham baru. Sepekan terakhir, setidaknya ada tiga produk reksadana saham baru yang meluncur.MI yang menerbitkan reksadana saham baru adalah PT BNP Paribas Investment Partners (BNPP-IP), PT BNI Asset Management (BNI-AM) dan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).BNP Paribas menerbitkan reksadana saham anyar bertajuk BNP Paribas Astro. Produk ini sudah mendapat izin efektif dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sejak 1 November 2013.Namun, Presiden Direktur BNPP-IP, Vivian Secakusuma bilang, reksadana itu baru ditawarkan resmi kepada investor pada 14 April 2014. BNP Paribas Astro merupakan reksadana berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). “Namun pengelolaan portofolionya tetap pada efek saham di bursa saham Indonesia,” ungkap Vivian.Manajer investasi lain, BNI-AM meluncurkan produk bernama BNI-AM Dana Saham Sektoral. Senior Fund Manager BNI-AM, Hanif Mantiq mengatakan, produk ini telah resmi diluncurkan pada 10 April 2014. Sedangkan, izin efektif dari KSEI terbit sejak 14 Maret 2014. Reksadana ini menempatkan sebagian besar dana kelolaannya pada saham-saham dari sektor finansial, konsumer dan infrastruktur. “Produk baru ini telah mengumpulkan dana kelolaan Rp 26 miliar dari investor institusi,” ujar Hanif.Namun, Hanif bilang, produk reksadana saham itu juga bakal dibuka bagi investor ritel dalam waktu dekat. Sedangkan, Manulife menerbitkan reksadana saham terbaru bertajuk Manulife Saham Strategi Unggulan. Produk ini telah mendapat izin efektif dari pada 4 April 2014.Sayangnya, Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro belum mau merinci rencana penerbitan produk baru itu. “Kami sedang silent period, jadi tidak bisa menyampaikan info produk,” dia.Target imbal hasil Sepanjang tahun ini, reksadana saham mampu membukukan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya. Wajar jika, manajer investasi optimistis, produk baru reksadana saham bisa memberikan imbal hasil yang optimal.Hanif menargetkan, BNI-AM Dana Saham Sektoral bisa memberi imbal hasil 5% di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ia menduga, investor bakal mengoleksi produk baru BNI AM tersebut. Maklum, secara historis, penyelenggaraan pemilu bisa mengerek kinerja saham yang menjadi aset dasar reksadana.Vivian juga optimistis dengan kinerja BNP Paribas Astro. Menurutnya, nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksadana ini bakal naik dari karena pasar saham yang bullish dan penguatan nilai tukar rupiah.Reksadana berdenominasi dollar AS akan diuntungkan dengan penguatan rupiah, karena asetnya berada di saham domestik.Analis PT Infovesta Utama, Viliawati mengatakan, langkah MI menerbitkan reksadana saham jelang pilpres ini merupakan peluang baik bagi investor. Investor juga tidak perlu takut berinvestasi pada produk baru reksadana karena kinerjanya belum terbukti.“Caranya, lihat kinerja reksadana saham di MI tersebut. Bagaimana kinerja historisnya? Biasanya kinerja reksadana saham barunya tidak akan jauh berbeda,” ungkap Viliawati.Ia memprediksi, indeks imbal hasil reksadana saham pada akhir tahun ini bisa mencapai 9% hingga 12% year on year (yoy).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Reksadana saham anyar kian marak
JAKARTA. Di tengah bursa saham yang fluktuatif menjelang pemilihan umum presiden (pilpres), sejumlah manajer investasi (MI) giat menerbitkan reksadana saham baru. Sepekan terakhir, setidaknya ada tiga produk reksadana saham baru yang meluncur.MI yang menerbitkan reksadana saham baru adalah PT BNP Paribas Investment Partners (BNPP-IP), PT BNI Asset Management (BNI-AM) dan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).BNP Paribas menerbitkan reksadana saham anyar bertajuk BNP Paribas Astro. Produk ini sudah mendapat izin efektif dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sejak 1 November 2013.Namun, Presiden Direktur BNPP-IP, Vivian Secakusuma bilang, reksadana itu baru ditawarkan resmi kepada investor pada 14 April 2014. BNP Paribas Astro merupakan reksadana berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). “Namun pengelolaan portofolionya tetap pada efek saham di bursa saham Indonesia,” ungkap Vivian.Manajer investasi lain, BNI-AM meluncurkan produk bernama BNI-AM Dana Saham Sektoral. Senior Fund Manager BNI-AM, Hanif Mantiq mengatakan, produk ini telah resmi diluncurkan pada 10 April 2014. Sedangkan, izin efektif dari KSEI terbit sejak 14 Maret 2014. Reksadana ini menempatkan sebagian besar dana kelolaannya pada saham-saham dari sektor finansial, konsumer dan infrastruktur. “Produk baru ini telah mengumpulkan dana kelolaan Rp 26 miliar dari investor institusi,” ujar Hanif.Namun, Hanif bilang, produk reksadana saham itu juga bakal dibuka bagi investor ritel dalam waktu dekat. Sedangkan, Manulife menerbitkan reksadana saham terbaru bertajuk Manulife Saham Strategi Unggulan. Produk ini telah mendapat izin efektif dari pada 4 April 2014.Sayangnya, Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro belum mau merinci rencana penerbitan produk baru itu. “Kami sedang silent period, jadi tidak bisa menyampaikan info produk,” dia.Target imbal hasil Sepanjang tahun ini, reksadana saham mampu membukukan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya. Wajar jika, manajer investasi optimistis, produk baru reksadana saham bisa memberikan imbal hasil yang optimal.Hanif menargetkan, BNI-AM Dana Saham Sektoral bisa memberi imbal hasil 5% di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ia menduga, investor bakal mengoleksi produk baru BNI AM tersebut. Maklum, secara historis, penyelenggaraan pemilu bisa mengerek kinerja saham yang menjadi aset dasar reksadana.Vivian juga optimistis dengan kinerja BNP Paribas Astro. Menurutnya, nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksadana ini bakal naik dari karena pasar saham yang bullish dan penguatan nilai tukar rupiah.Reksadana berdenominasi dollar AS akan diuntungkan dengan penguatan rupiah, karena asetnya berada di saham domestik.Analis PT Infovesta Utama, Viliawati mengatakan, langkah MI menerbitkan reksadana saham jelang pilpres ini merupakan peluang baik bagi investor. Investor juga tidak perlu takut berinvestasi pada produk baru reksadana karena kinerjanya belum terbukti.“Caranya, lihat kinerja reksadana saham di MI tersebut. Bagaimana kinerja historisnya? Biasanya kinerja reksadana saham barunya tidak akan jauh berbeda,” ungkap Viliawati.Ia memprediksi, indeks imbal hasil reksadana saham pada akhir tahun ini bisa mencapai 9% hingga 12% year on year (yoy).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News