Reksadana saham Archipelago Equity Growth cetak return 8,98% sepanjang April



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kinerja rata-rata reksadana saham yang masih negatif sepanjang April, reksadana saham besutan Archipelago Asset Management masih mampu menoreh kinerja yang gemilang. 

Berdasarkan data Infovesta Utama, reksadana saham bertajuk Archipelago Equity Growth (AEG) ini mencatat imbal hasil sebesar 8,98% selama sebulan.

Direktur Utama Archipelago, Tjiong Toni, tak memungkiri kinerja reksadana yang memiliki banyak unsur ekuitas pastilah merosot sepanjang April lalu. Ia juga mengakui, performa reksadana AEG yang terbilang masih tinggi disebabkan oleh performa di bulan sebelumnya yang memang lebih tinggi lagi. "Ibaratnya, kami sudah 'menabung' return-lah, jadi saat pasar anjlok bulan April, return tidak terpukul turun terlalu jauh," ujar Toni, Rabu (2/5).


Selain itu, Toni juga menjelaskan bahwa sejak akhir Maret, Archipelago sudah banyak mengurangi porsi saham hingga sempat di bawah 80%. Dana pun dialihkan ke instrumen pasar uang. "Selain itu, kami juga pilih saham-saham defensive, seperti di sektor konsumer. Salah satunya saham TLKM," ungkap Toni.

Pada produk reksadana campurannya, Archipelago Balanced Fund (ABF), porsi saham juga diturunkan. Sebaliknya, porsi penempatan dana pada instrumen pasar uang naik hingga 65%. Hingga 24 April, kinerja reksadana campuran ini tercatat sebesar 12,47% dalam sebulan.

Ia sendiri memprediksi, kondisi pasar yang sangat volatil ini masih akan berlanjut di bulan ini. Kondisi rupiah yang masih rawan tertekan juga turut berpengaruh. Toni menyarankan agar investor reksadana, khususnya yang memiliki profil konservatif, untuk switching terlebih dahulu ke reksadana pasar uang. Namun, investor sejatinya juga dapat memanfaatkan kondisi turun seperti ini untuk menambah portofolio saham secara bertahap.

Sementara, ia menargetkan reksadana AEG bisa mencapai return 24% hingga akhir tahun nanti, sedangkan return reksadana ABF bisa menyentuh 16%. "Sementara ini, kinerja kedua produk tersebut secara tahunan memang sudah hampir melampaui target, tapi targetnya masih sama," pungkas Toni.

Di sisi lain, Head of Research & Consulting Services Infovesta Utama Edbert Suryajaya, menilai, sejumlah produk reksadana saham memang masih mampu mencapai kinerja positif dan cukup tinggi. Menurutnya, produk yang memungkinkan mencapai kinerja tinggi di tengah kondisi seperti ini adalah produk dengan dana keloaan yang tidak terlalu besar.

"Yang pasti, produk yang bukan index follower dan bisanya ini yang AUM nya masih kecil," ujar Edbert. Reksadana dengan dana kelolaan rendah memiliki keuntungan, yaitu dapat dengan mudah mengoleksi saham-saham lini kedua dan ketiga yang memang meningkat tinggi di bulan lalu.

Sebaliknya, reksadana saham dengan AUM besar cenderung mengoleksi saham penggerak indeks sehingga mau tak mau kinerjanya mengekor situasi indeks saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi