KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham mampu mengungguli kinerja jenis reksadana lainnya pada Juli 2024. Pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) menjadi pendorongnya. Berdasarkan data Infovesta, reksadana saham mencatatkan imbal hasil terbesar, yakni 2,47% di Juli 2024. Selanjutnya, disusul reksadana campuran 1,46%, reksadana pendapatan tetap 0,80% dan reksadana pasar uang 0,42%. Direktur Panin Asset Management (Panin AM), Rudiyanto mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG)
rebound karena sudah turun dalam di Mei-Juni. "Lalu sentimen positif dari potensi penurunan bunga AS di September," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (4/8).
Baca Juga: Indeks Saham Berkinerja Apik, Reksadana Indeks Kembali Dilirik Sepanjang Juli 2024, IHSG tercatat kinerja sebesar 2,72%.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi melanjutkan, perbaikan kinerja reksadana saham juga didorong dari pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden karena meningkatkan perputaran ekonomi. Lalu, positifnya prospek ekonomi juga berkontribusi. "Beberapa sektor saham yang prospektif termasuk perbankan, konsumer siklikal dan non-siklikal, serta properti," katanya. Selain itu, Reza menyebutkan bahwa pasar saham di negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, Thailand, dan Brazil diperkirakan menjadi pilihan utama investor. Sebab, sentimen positif bonus demografi dan konsumsi domestik yang cukup baik.
Baca Juga: Kripto dan Emas Jawara, Hati-Hati Geopolitik Jadi Kendala Namun jika melihat dari awal tahun (Ytd), kinerja reksadana pasar uang dan pendapatan tetap masih menjadi unggulan. Reksadana pasar uang mencatatkan imbal hasil 2,70% Ytd dan pendapatan tetap sebesar 1,75% Ytd. Sementara reksadana saham mencatatkan imbal hasil -5,3% Ytd. Perlambatan reksadana pasar uang dan pendapatan tetap di Juli karena faktor-faktor seperti perubahan suku bunga dan kondisi pasar global. "Reksadana pendapatan tetap stagnan karena arah penurunan bunga suku bunga baru mulai kelihatan dan tingkat SRBI yang imbal hasilnya tinggi," kata Rudiyanto. Untuk semester II, reksadana saham berpotensi unggul. Reza menyebutkan, reksadana saham didukung sektor-sektor seperti infrastruktur, teknologi, dan konsumer.
Baca Juga: Strategi Susun Alokasi Portofolio Investasi di Tengah Potensi Penurunan Suku Bunga "Pertumbuhan ekonomi domestik yang stabil dan kebijakan pemerintah yang mendukung dapat memperkuat kinerja reksadana di sektor-sektor ini," paparnya. Secara umum, prospek reksadana di semester II ini positif karena didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter. "Namun, pastikan untuk mempertimbangkan profil risiko saat berinvestasi," tutup Reza. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli