KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajer Investasi (MI) menyambut semester kedua dengan optimisme. Pasalnya semester dua diperkirakan akan memiliki outlook yang lebih baik ketimbang semester pertama lalu. Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sepanjang Juli ini setidaknya sudah terdapat 11 produk reksadana yang sudah efektif. Dengan produk reksadana pasar uang jadi yang terbanyak yakni lima produk. Kemudian disusul reksadana terproteksi sebanyak empat produk. Sementara reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap masing-masing satu produk.
Baca Juga: Bunga Acuan Turun, Reksadana Pendapatan Tetap Makin Beken Head of Investment Avrist Asset Management (AM) Farash Farich yakin semester dua akan menjadi periode yang lebih baik untuk pasar modal. Faktor penyebabnya adalah kondisi ekonomi dan bisnis yang terburuk diperkirakan sudah terlewati pada kuartal II-2020 kemarin. Avrist telah menyiapkan dua produk reksadana baru untuk diluncurkan, yakni reksadana pasar uang syariah dan reksadana terproteksi. "Rencananya kami akan meluncurkan reksadana pasar uang syariah terlebih dahulu," ujar Farash kepada Kontan.co.id, Kamis (16/7)
Baca Juga: Gara-gara corona, penerbitan MTN terjun bebas di semester I Senada, Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo juga menyebut pada semester kedua nanti akan menjadi periode yang lebih baik untuk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Hal ini akan memperbaiki kinerja Bahana TCW Investment yang kinerjanya mengekor industri reksadana. Asal tahu saja, dana kelolaan atawa
asset under management (AUM) industri ini menurun Rp 55 triliun di sepanjang semester I-2020 menjadi Rp 482,55 triliun di akhir Juni. “Sepanjang semester satu kemarin, dari segi dana kelolaan kami mengikuti perkembangan di pasar. Jumlahnya pun turun menjadi Rp 47,5 triliun pada akhir Juni dibanding Rp 50 triliun pada akhir tahun 2019,” kata Soni.
Baca Juga: Jiwasraya membentuk RDPT, demi menutupi kerugian di laporan keuangan Soni menyebut Bahana TCW Investment pada semester kedua akan meluncurkan tiga unit produk reksadana terproteksi. Salah satu produk tersebut disebut Soni kemungkinan akan diterbitkan pada medio September mendatang. Lebih lanjut, Soni optimistis pihaknya bisa mencapai target AUM sebesar Rp 50 triliun pada akhir tahun nanti. Farash justru mengaku saat ini Avrist AM belum bisa menentukan kembali target AUM mereka pada akhir tahun ini. Dia menyebut, Avrist masih perlu melihat proses pemulihan pada kuartal III-2020. Adapun AUM Avrist AM per Juni kemarin berada di kisaran Rp 4,8 triliun.
Baca Juga: Prospek reksadana pendapatan tetap semakin moncer Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati