Reksadana saham masih menjanjikan



JAKARTA. Reksadana saham  masih menjadi pilihan investasi dengan hasil menggiurkan di sepanjang tahun ini. Tengok saja, hingga akhir Oktober 2014, reksadana saham menorehkan rata-rata imbal hasil (return) 22,61%. Ini mengalahkan performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cuma naik 19,08% pada periode yang sama. 

Data Infovesta Utama memperlihatkan, kinerja reksadana saham juga mengungguli rata-rata return reksadana campuran, yaitu 13,93%, dan rata-rata return reksadana pendapatan tetap 6,58%.

Dua produk racikan PT Pratama Capital Asset Management menempati posisi dua teratas reksadana dengan imbal hasil tertinggi, yaitu Dana Pratama Ekuitas yang membagikan return 41,93%, dan Pratama Saham 37,29%. 


Viliawati, analis Infovesta Utama, menilai, agresifnya pola penempatan portofolio reksadana pada efek saham menopang performa rata-rata reksadana saham, sehingga mampu mengalahkan kinerja IHSG. "Saat IHSG bergerak positif, maka reksadana saham akan mencetak kinerja lebih tinggi ketimbang IHSG. Begitupun saat kondisi pasar sebaliknya turun," ujarnya, Selasa (4/11).

Selain itu, kinerja ciamik juga hasil dari fleksibilitas manajer investasi menentukan alokasi aset, serta memilih sektor dan emiten saham yang potensial. Sejumlah sektor berkinerja terbaik sepanjang tahun ini dan turut memoles performa reksadana, antara lain, sektor properti dengan kenaikan 5,12%. Lalu, sektor pertanian dengan  kenaikan 3,75%, dan industri dasar & kimia yang naik 2,41%.

Viliawati memperkirakan, hingga akhir tahun, prospek reksadana saham masih berfluktuasi dengan kenaikan tipis. Meski demikian ia optimistis, reksadana saham masih menjadi jawara dengan  rata-rata return 22%-25% pada penghujung tahun ini.

Head of Operation dan Business Development PT Panin Asset Management Rudiyanto mengaku, pihaknya menerapkan strategi value investing dalam meracik portofolio reksadana saham. Artinya, fokus pada saham berfundamental bagus dan memiliki valuasi murah atau moderat. "Tahun ini, kami fokus di sektor keuangan, properti, dan konsumen," katanya.

Ia memperkirakan, hingga akhir tahun ini, rata-rata return reksadana saham minimal bisa 5% di atas IHSG. Kinerja reksadana saham akan ditopang pasar saham yang diperkirakan masih akan bullish. Dalam jangka pendek, pasar saham berpotensi ditopang hasil publikasi laporan keuangan emiten.

Adapun, jangka panjang, prospek reksadana saham akan dipengaruhi kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Jika kenaikan dilakukan cepat dan di atas Rp 2.000 per liter, prospek pasar saham yang menjadi aset dasar reksadana akan bagus di jangka panjang," kata Rudiyanto. 

Kinerja dua reksadana saham kelolaan Panin, yakni Panin Dana Maksima dan Panin Dana Syariah Saham mampu mengalahkan laju IHSG secara year to date, yaitu dengan imbal hasil masing-masing 20,92% dan 19,16%.           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia