Reksadana saham masih prospektif



JAKARTA. Kendati mencatatkan kinerja minus sepanjang Februari 2017, reksadana saham disinyalir masih akan melaju tahun ini.

Mengacu data Infovesta Utama per Februari 2017, rata-rata return reksadana campuran tumbuh 0,7% (MoM). Lalu diikuti performa reksadana pendapatan tetap yang naik 0,69% serta reksadana saham yang minus 0,15% periode sama.

Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo optimistis, reksadana saham tetap berpotensi mencatatkan return tertinggi sepanjang tahun 2017. Ini lantaran ekspektasi membaiknya pendapatan emiten di waktu mendatang.


"Prediksi saya tahun ini return reksadana saham 12%-15%, reksadana campuran 10%-12%, reksadana pendapatan tetap 8%-10%," tukasnya.

Di sisi lain, performa pasar obligasi disinyalir agak tersendat. Pemicunya, inflasi yang mulai merambat naik, suku bunga dalam negeri yang tidak akan turun lagi, serta rencana kenaikan suku bunga The Fed.

Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama setuju, kinerja reksadana saham akan membiak lantaran perbaikan pendapatan emiten. Terlebih, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berpotensi melampaui tahun sebelumnya.

Sepanjang tahun 2016, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 5,02% (YoY). Ia memprediksi, return reksadana saham tahun 2017 akan berkisar 10%-12%. Lalu diiringi reksadana campuran 7%-9% dan reksadana pendapatan tetap 7%-8%.

"Return reksadana pendapatan tetap akan bertambah jika Standard & Poor's meningkatkan rating Indonesia menjadi investment grade pada pertengahan Mei 2017," terangnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie