Reksadana saham moncer, reksadana pendapatan tetap masih jadi pilihan paling menarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham berhasil menjadi reksadana dengan kinerja paling moncer sepanjang Juli. Hal ini tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index yang berhasil tumbuh 2,98% dalam sebulan terakhir.

Setelah reksadana saham, di peringkat kedua terdapat reksadana campuran yang tercermin dari Infovesta 90 Balanced Fund Index yang tumbuh 2,43%. Kemudian ada reksadana pendapatan tetap di peringkat ketiga, setelah Infovesta 90 Fixed Income Fund Index tumbuh 1,97%.

Sementara reksadana pasar uang yang tercermin dari Infovesta 90 Money Market Fund Index hanya tumbuh 0,39% dan menjadikannya di peringkat terakhir.


Baca Juga: Reksadana saham berhasil jadi reksadana terbaik sepanjang Juli

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menyebut kenaikan kinerja reksadana saham didorong baik oleh faktor internal maupun eksternal. "Faktor eksternal antara lain pengaruh kinerja positif bursa saham global, misal S&P yang naik 5% pada Juli sehingga mengindikasikan pertambahan minat terhadap aset berisiko investor global. Sementara faktor internal antara lain karena valuasi yang masih rendah," kata Farash kepada Kontan.co.id, Senin (3/8).

Farash meyakini, untuk jangka panjang, reksadana saham merupakan instrumen reksadana yang memiliki potensi kinerja tertinggi. Selain karena valuasi yang rendah, ekspektasi pemulihan ekonomi dalam setahun ke depan juga akan menjadi faktor yang membuat kinerja reksadana saham bisa cemerlang.

Namun, Farash menyebut untuk investasi jangka pendek, reksadana berbasis suku bunga masih akan jadi pilihan yang paling menarik. "Kinerja reksadana pendapatan tetap akan didorong oleh tingkat inflasi yang masih rendah dan kebijakan moneter dengan suku bunga rendah, belum lagi adanya opsi pembelian SUN oleh BI. Sehingga menjadikan reksadana pendapatan tetap atau ETF Obligasi cocok untuk jangka pendek," tambah Farash.

Baca Juga: IHSG naik di pekan lalu, kinerja reksadana saham terungkit

Sementara untuk reksadana pasar uang, Farash melihat kinerjanya akan tetap mengikuti pergerakan BI Rate yang diperkirakan tetap rendah hingga tahun depan. Namun, hal tersebut tetap baik untuk jangka pendek karena inflasi yang juga rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati