JAKARTA. Reksadana saham berbasis sektor saham tertentu saja atau kita sebut sebagai reksadana tematik, memberi imbal hasil lumayan. Terutama, reksadana saham tematik yang berbasis saham sektor infrastruktur, barang konsumsi, dan properti. Mega Asset Management misalnya, memiliki reksadana tematik bertajuk Mega Asset Greater Infrastructure. Sesuai dengan namanya, reksadana saham ini memiliki aset saham sektor infrastruktur.
Head of Investment Mega Asset Management, Manuel Manahan, optimistis terhadap kinerja reksadana ini. Menurutnya, investor menyadari pentingnya diversifikasi portofolio. Pilihan pada saham infrastruktur sebagai aset dasar reksadana ini lantaran sektor bisnis infrastruktur sedang tumbuh pesat. "Pembangunan jalan dan jembatan menjadi isu besar penopang ekonomi," jelas Manuel kepada KONTAN, kemarin.
Kalkulasi Manuel, Mega Asset Greater Infrastructure bisa memberi return 15%-16% hingga akhir tahun. Dana kelolaan reksadana ini sekitar Rp 40 miliar. Manajer investasi lain, First State Investment, pilih meramu sejumlah sektor saham sebagai basis reksadana tematik berlabel First State Indoequity Sectoral Fund. Sebagian besar portofolio reksadana ini berisi saham sektor keuangan, konsumer, telekomunikasi, dan properti. Menurut
Head of Equity First State Investment, Hazrina Dewi, per kuartal I-2013, First State Indoequity Sectoral Fund menggaet dana kelolaan Rp 2,48 triliun. Di antara sekian produk reksadana saham tematik, kinerja reksadana saham yang berbasis saham sektor komoditas boleh dibilang paling apes. Maklum, menurut Fund Manager Danareksa Investment Management, Oskar Syahbana, saham sektor komoditas sedang merosot seirama penurunan harga komoditas dunia.
Direktur Infovesta Utama, Parto Kawito, menyatakan, pasar komoditas global masih berpotensi tertekan akibat melambatnya perekonomian China, Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Prediksi Parto Kawito, industri sektor komoditas mulai membaik pada semester II-2013. Ia menambahkan, pasar minyak sawit atau
crude palm oil (CPO) lebih memberikan harapan dibandingkan dengan pasar batubara. Sebab, stok CPO di Malaysia mulai berkurang. "Investor yang memiliki reksadana berbasis saham komoditas sebaiknya diversifikasi ke reksadana saham yang memiliki aset saham-saham sektor lain," saran Parto. Parto bilang, sektor yang unggul pada tahun ini adalah infrastruktur, konsumer dan properti. Ketiga saham sektor tersebut memiliki prospek yang cerah karena ketiga sektor industri itu ditopang permintaan domestik.
Kinerja Reksadana Sektoral |
| MoM | Ytd (25/4/13) |
Batavia Dana Saham Agro | 4.23% | 3.67% |
BNP Paribas Infrastruktur Plus | 4.94% | 16.00% |
Danareksa Mawar Komoditas 10 | 2.20% | -3.22% |
Danareksa Mawar Konsumen 10 | 7.19% | 17.43% |
First State Indoequity Sectoral Fund | 4.93% | 13.98% |
Mandiri Komoditas Syariah Plus | 0.36% | -7.89% |
Mega Asset Greater Infrastructure | 3.44% | 19.95% |
OSKN Indonesia Dynamic Resouces Plus | 2.77% | 7.57% |
TRAM Consumption Plus | 2.11% | 10.51% |
TRAM Infrastructure Plus | 1.72% | 12.46% |
Reksadana Saham | 3.49% | 15.94% |
sumber: Infovesta Utama |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati