Reksadana syariah lebih defensif



JAKARTA. Volatilitas pasar finansial yang terjadi saat ini membuka kesempatan bagi investor untuk melirik reksadana saham syariah. Kinerja instrumen ini diproyeksikan mampu mengungguli reksadana konvensional.

Head of Asset Management Group Islamic Bank Division CIMB Investment Bank Berhad, Shahril Simon mengatakan, reksadana syariah dapat dijadikan alternatif pilihan saat kondisi pasar sedang kurang kondusif. Itu tercermin saat krisis keuangan global 2008-2009. Kala itu reksadana syariah tumbuh sebesar 5% di saat reksadana konvensional mengalami koreksi.

Sebab, saat pasar mengalami koreksi, saham-saham di luar perbankan justru mengalami pertumbuhan. Hal ini mendorong kinerja reksadana syariah yang tidak memiliki aset di sektor perbankan. "Kinerja reksadana saham syariah akan melampaui kinerja IHSG hingga akhir tahun," kata Fajar Rachman Hidajat, Chief Investment Officer PT CIMB Principal Asset Management, kemarin.


Saat ini, CIMB memiliki satu produk reksadana saham syariah bertajuk CIMB Principal Islamic Equity Growth Syariah. Mengutip data PT Infovesta Utama, periode 28 Desember 2012-30 Agustus 2013, reksadana ini menorehkan return minus 1,27%. Itu lebih unggul dibanding kinerja IHSG yang mencetak minus 2,82% dan kinerja rata-rata reksadana saham yang minus 4,11%.

Produk ini menempatkan aset dasar pada sektor otomotif dan ritel. Sementara bobot yang besar dibenamkan pada sektor properti, semen dan konstruksi.

Beberapa reksadana saham syariah lain juga menorehkan return positif. Produk PT Ciptadana Asset Management misalnya, yakni Cipta Syariah Equity, membukukan return positif 5,23% untuk periode yang sama. Berdasarkan fund fact sheet Agustus 2013, produk ini memarkirkan 48% aset pada saham sektor pertambangan, minyak dan gas. Sebesar 19% dialokasikan pada sektor agrikultur dan 14% ditempatkan pada pasar uang.

Kinerja positif lainnya  diraih reksadana syariah milik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) bertajuk Manulife Syariah Sektoral Amanah. Produk ini membukukan return 0,49%. Reksadana  ini lebih menitikberatkan bobot pada saham sektor barang kebutuhan pokok dan sektor telekomunikasi.

Direktur PT Infovesta Utama, Parto Kawito bilang, prospek reksadana saham syariah berpeluang mengalahkan kinerja IHSG pada tahun ini. Data Infovesta, reksadana saham syariah per 6 September 2013 mencatatkan kinerja minus 6,66%. Sementara kinerja LQ 45 minus 8,02% dan indeks reksadana saham minus 7,8%.

Karakteristik produk reksadana syariah yang relatif defensif, bisa menjadi keuntungan ketika pasar seperti saat ini. Kala pasar positif, kinerja reksadana saham syariah akan tertinggal. Sebaliknya, di saat pasar tertekan, koreksi yang terjadi tidak terlalu dalam dibanding lainnya.                           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini