Reksadana syariah offshore investasi alternatif bagi investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah produk reksadana syariah offshore yang beredar di Indonesia belum sebanyak reksadana lainnya. Namun, produk ini bisa menjadi alternatif investasi bagi para investor yang memiliki kebutuhan dana berdenominasi dollar AS.  

CIO PT CIMB Principal Asset Management Priyanto Soedarsono mengatakan, keran reksadana offshore baru dibuka oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016 silam. Sejauh ini, OJK baru mengizinkan penerbitan reksadana offshore berbasis syariah saja.

Karena belum lama beredar, proses edukasi kepada investor terkait strategi dan risiko yang diperoleh dari investasi reksadana syariah offshore masih perlu dilakukan. Lepas dari itu, reksadana syariah offshore memiliki sejumlah keunggulan.


Reksadana ini dinilai memiliki ekspektasi imbal hasil yang lebih baik ketimbang deposito berdenominasi dollar AS dalam beberapa waktu tertentu. Selain itu, komposisi portofolio reksadana syariah offshore juga lebih ter-diversifikasi mengingat manajer investasi mengalokasikan dana kelolaannya pada saham-saham di berbagai negara.

“Investor juga dapat menangkap peluang pada sektor yang belum ada di Indonesia, misalnya sektor teknologi,” tambah Priyanto, Selasa (16/4).

Lebih lanjut, Portofolio Manager, Director, PT Schroder Investment Management Indonesia Irwanti berkata, karena manajer investasi tidak terfokus pada satu pasar saham di negara tertentu, maka risiko yang akan dihadapi investasi juga lebih ter-diversifikasi.

Tak hanya itu, investor berkesempatan mengakses pasar saham global dengan biaya yang terjangkau ketika berinvestasi reksadana syariah offshore.

Dari sisi kinerja, Irwanti yakin, reksadana syariah offshore akan mampu mencetak return positif walaupun terjadi penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini oleh Dana Moneter Internasional (IMF).

“Tapi, risiko ini bisa dikompensasi oleh kondisi pasar saham global yang membaik di tengah redanya perang dagang serta sikap dovish dari The Federal Reserves,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli